Senin, 18 Mei 2009

granuloma

GRANULOMA

Granuloma Hepatik (Hepatic Granulomas)

DEFINISI
Granuloma Hepatik (Hepatic granuloma adalah gumpalan kecil yang tidak normal pada sel yang terbentuk ketika gangguan tertentu ada.
PENYEBAB
Granuloma itu sendiri biasanya tidak menyebabkan masalah, tetapi gangguan yang menyebabkan mereka bisa terjadi. Granuloma memiliki banyak penyebab. Yang paling sering adalah obat-obatan, infeksi, dan gangguan tertentu yang mempengaruhi seluruh tubuh. tuberculosis dan schistosomiasis (yang adalah infeksi) dan sarcoidosis adalah penyebab paling umum. Granuloma bisa terjadi pada sirosis biliary primer.

Granuloma bisa terbentuk ketika sel pada sistem kekebalan tubuh bersamaan bereaksi terhadap iritan atau untuk pertahanan tubuh melawan benda asing di dalam hati. Peradangan dapat terjadi. Jika hal ini menyebar luas, hati bisa rusak, jaringan fibrous dan hipertensi portal terbentuk.
GEJALA
Granuloma sendiri biasanya tidak menyebabkan gejala-gejala. Hati bisa sedikit membesar, dan penyakit kuning ringan (perubahan warna kekuningan pada kulit dan putih pada mata) bisa terbentuk. Gejala-gejala lain, jika terbentuk, dihasilkan dari gangguan yang menyebabkan granuloma. Granuloma disebabkan oleh sarcoidosis bisa muncul dengan tiba-tiba atau berlangsung lama untuk beberapa tahun tanpa menyebabkan gejala-gejala nyata apapun.

Radang hati idiopatic granuloma ( Idiopathic granulomatous hepatitis)adalah gangguan langka yang penyebabnya tidak diketahui. itu menyebabkan granuloma, demam, nyeri otot, dan kelelahan. Gejala-gejala ini seringkali terjadi dengan sebentar-sebentar untuk beberapa tahun.
DIAGNOSA
Dokter menanyakan pertanyaan seputar penggunaan obat dan gangguan lain yang bisa menyebabkan granuloma. Dokter juga melakukan tes darah untuk meneliti fungsi hati dan tes imaging, seperti ultrasonografi, computed tomography (CT), atau magnetic resonance imaging (MRI). Meskipun begitu, hasilnya tidak meyakinkan. Biopsy (pengangkatan contoh kecil pada jaringan hati dengan jarum untuk diteliti di bawah mikroskop) diperlukan untuk memastikan diagnosa. Tes lain, seperti kultur, kemungkinan dibutuhkan untuk mengidentifikasikan penyebab.
PENGOBATAN
Gangguan yang mendasari diobati. Berhenti menggunakan obat atau menghilangkan infeksi biasanya menyebabkan granuloma hilang. Kadangkala kortikosteroid digunakan untuk mengobati sarcoidosis, tetapi apakah mereka mencegah gangguan tersebut dari perkembangan adalah tidak pasti.
http://medicastore.com/penyakit/3161/Granuloma_Hepatik_Hepatic_Granulomas.html

Granuloma Inguinale
DEFINISI

Granuloma Inguinale adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Calymatobacterium granulomatis, yang menyebabkan peradangan menahun pada alat kelamin.

Sering terjadi di daerah tropis dan subtropis.

PENYEBAB

Bakteri Calymatobacterium granulomatis.

GEJALA

Gejala mulai timbul dalam waktu 1-12 minggu setelah terinfeksi.
Gejala awalnya berupa bintil-bintil merah yang tidak nyeri, yang secara perlahan tumbuh menjadi benjolan bulat dan menonjol.

Bagian tubuh yang terkena pada pria adalah penis, buah zakar, selangkangan dan paha, sedangkan pada wanita meliputi vulva, vagina dan kulit di sekitarnya.
Pada pria dan wanita, daerah lainnya yang juga terkena adalah dubur, bokong dan wajah.

Pada akhirnya benjolan tersebut akan menutupi alat kelamin.
Penyembuhannya berlangsung lambat dan bisa terbentuk jaringan parut.

Biasanya benjoolan tersebut akan terinfeksi oleh organisme lainnya.
Jika tidak diobati, bisa menyebar ke seluruh tubuh, yaitu ke tulang, persendian atau hati dan menyebabkan penurunan berat badan, demam serta anemia.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan benjolan merah terang yang khas.

Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh pinggiran benjolan.

PENGOBATAN

Bisa diberikan antibiotik seperti streptomisin, tetrasiklin, eritromisin, kloramfenikol dan trimetroprim-sulfametoksazol.
6 bulan setelah pengobatan, penderita harus diperiksa untuk memastikan bahwa infeksi sudah berhasil diatasi.

http://www.indonesiaindonesia.com/f/13390-granuloma-piogenik/

Granuloma Piogenik DEFINISI
Granuloma Piogenik adalah lesi pembuluh darah di kulit yang tampak sebagai penonjolan berwarna merah, coklat atau biru-hitam, disertai pembengkakan jaringan di sekitarnya.

PENYEBAB
Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi granuloma piogenik seringkali muncul setelah terjadinya cedera pada kulit.

GEJALA
Granuloma piogenik merupakan benjolan kecil di kulit yang mudah mengalami perdarahan karena kulit yang melapisinya sangat tipis.
Sering timbul pada kulit yang mengalami cedera.

Biasanya ditemukan di tangan dan lengan atau wajah.
Granuloma piogenik bisa timbul selama kehamilan, bahkan tumbuh di gusi (tumor kehamilan).




DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Bisa dilakukan biopsi untuk memastikan bahwa lesi ini bukan merupakan suatu keganasan.

PENGOBATAN
Kadang granuloma piogenik menghilang dengan sendirinya.
Bisa dilakukan pembedahan atau elektrokoagulasi untuk mengangkat granuloma.

http://medicastore.com/penyakit/367/Granuloma_Piogenik.html

Granuloma Annuler
DEFINISI
Granuloma Annuler adalah suatu penyakit kulit menahun yang ditandai dengan adanya benjolan kecil yang kenyal (nodul), yang membentuk cincin dengan bagian tengah yang normal atau agak cekung.

Granuloma annuler paling sering menyerang anak-anak dan dewasa muda.




PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.

Pada sekelompok kecil penderita, sekumpulan nodul granuloma annuler timbul jika kulit terpapar sinar matahari.

GEJALA
Nodul pada granuloma annuler tampak berwarna kekuningan atau sewarna dengan kulit di sekitarnya; bisa ditemukan 1 atau beberapa cincin.

Biasanya tidak menimbulkan nyeri atau gatal.
Paling sering ditemukan di kaki, tungkai, tangan atau jari tangan.




DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan biopsi.

PENGOBATAN
Biasanya granuloma menghilang dengan sendirinya tanpa perlu diberikan pengobatan khusus.

Untuk mempercepat hilangnya nodul, bisa diberikan corticosteroid dalam bentuk krim atau disuntikkan langsung ke dalam nodul.

http://medicastore.com/penyakit/807/Granuloma_Annuler.html
RINGKASAN
Granuloma piogenik (GP) adalah suatu tumor vaskuler benigna yang didapat pada kulit atau membran mukosa yang
tampak sebagai papul atau nodul vaskular yang cepat tumbuh,Telah dilaporkan kasus granuloma piogenik pada anak
perempuan usia 4 tahun yang datang ke poli kulit dan kelamin RS DR Wahidin Sudirohusodo dengan keluhan benjolan
merah di kelopak atas mata kirinya. Diagnosis ditegakkan berdasar gambaran anamnesis, gambaran klinis dan
pemeriksaan histopatologi. Tindakan yang dilakukan adalah shave eksisi dan kauterisasi.(J Med Nus. 2004; 25:133-135)
PENDAHULUAN
Granuloma piogenik (GP) atau biasa juga disebut hemangioma kapiler lobular (lobular capillary hemangioma)1-3 atau
granuloma telangiektatik (granuloma telangiectaticum)3-5 adalah lesi vaskuler yang berkembang dengan cepat atau
merupakan suatu hemangioma tipe kapiler yang berhubungan dengan trauma sebelumnya.3,5-7 Penggunaan istilah
granuloma piogenik sebenarnya tidak tepat karena tidak terdapat proses piogenik dan tidak mempunyai tanda
karakteristik dari suatu granuloma.1,4
Dapat terjadi pada semua umur, tetapi sering terjadi pada umur rata-rata 6.7 tahun dan dewasa muda. Sering mengenai
muka, jari, gingiva dan daerah lain yang mudah terkena trauma.6
Penyebab pasti GP sampai sekarang belum diketahui, tetapi biasanya timbul didahului oleh trauma.2,6
Granuloma piogenik berupa papul atau nodul vaskuler, lunak, warna kemerahan, terlihat seperti daging mentah, mudah
berdarah jika kena trauma ringan. Permukaan lesi awalnya tipis/halus dengan epidermis yang utuh, tidak ada pulsasi,
tidak sakit dan keluhan utama penderita adalah perdarahan yang berulang. Pada keadaan lanjut, jika terjadi perdarahan,
permukaan lesi ulserasi superfisial dan krusta.1,6
Bila tidak ditangani maka lesi GP cenderung menetap.3 Pada GP yang kecil dan superfisial dapat terjadi regresi
spontan. Penanganan GP meliputi bedah eksisi, kauterisasi dan kuretase, laser.
LAPORAN KASUS
Seorang anak perempuan, usia 4 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RS Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 23 Juni
2004 dengan keluhan benjolan di kelopak atas mata kiri.
Benjolan tersebut mulai timbul saat usianya kira-kira 2 tahun. Mula-mula kecil dan makin lama membesar. Dahulu sering
berdarah, tetapi akhir-akhir ini tidak lagi. Benjolan tidak gatal, tidak nyeri dan tidak pernah diobati. Riwayat trauma
sebelumnya di tempat benjolan disangkal oleh orang tua penderita.
Status dermatologi :
Lokasi : palpebra superior mata kiri.
Effloresensi : papul berukuran kira-kira 0,5x0,5x0,5 cm, kenyal, warna kemerahan, permukaan licin, mengkilat.
Diagnosis sementara : Granuloma piogenik
Diagnosis banding : Hemangioma
Tindakan : Shave eksisi dan kauterisasi (bedah listrik)
Proses : Dilakukan desinfeksi pada daerah operasi dengan betadin. Kemudian dilakukan anestesi infiltrasi pada kulit
disekitar tumor. Tumor dijepit dengan tangan dan dilakukan pengguntingan pada dasarnya yang melekat pada kulit.
Segera sesudahnya dilakukan kauterisasi pada tempat pemotongan dengan cepat untuk mencegah perdarahan dan
rekurensi.
Penderita diberi obat gentamisin krim dan dianjurkan untuk kembali setelah ada hasil pemeriksaan histopatologi.
Hasil pemeriksaan histopatologi :
Makro : jaringan kulit ukuran 0,3x0,2x0,2 cm, padat, kenyal
Mikro : jaringan dilapisi epidermis, di bawahnya terdapat proliferasi pembuluh-pembuluh darah kecil, bentuk lobulated
dengan infiltrat radang limfositik di sekitarnya.
Kesimpulan : Sesuai untuk Granuloma piogenik.
Diagnosis akhir : Granuloma piogenik
Anjuran : Penderita dianjurkan segera kembali bila muncul benjolan yang sama.
http://med.unhas.ac.id Powered by Joomla! Generated: 18 May, 2009, 08:43
DISKUSI
Granuloma piogenik (GP) adalah suatu tumor vaskuler benigna yang didapat pada kulit atau membran mukosa yang
tampak sebagai papul atau nodul vaskular yang cepat tumbuh, dapat berukuran 0,5-1 cm, jarang yang melebihi 1 cm
tetapi ada yang sampai 5 cm,4-7 Pada kasus ini lesi berupa papul berdiameter kira-kira 0,5 cm, kenyal, warna
kemerahan, permukaan licin, mengkilat, yang sesuai untuk gambaran GP.
Penyakit ini biasanya pada anak-anak, dengan rata-rata umur 6,7 tahun,1 dan jarang pada anak kurang dari 6 bulan dan
lesi ini akan berkurang dengan bertambahnya umur.1,6,8 Tetapi Naimer et al melaporkan satu kasus GP setelah
sirkumsisi pada bayi usia 1 bulan.8
Dikatakan pertumbuhan awal GP sangat cepat dan setelah beberapa minggu pertumbuhannya melambat.1,5,9 Pada
kasus ini, anak tersebut telah menderita sejak 2 tahun lalu, dimana pada lesi makin lama makin membesar.
Tempat predileksi sering mengenai muka, jari, gingiva dan daerah lain yang mudah terkena trauma.4,6
Pada pasien ini didiagnosis banding dengan hemangioma dimana gambaran klinisnya dapat menyerupai GP yaitu papul
atau nodul merah. Tetapi hemangioma ini biasanya sudah ada sejak lahir atau pada minggu-minggu pertama, dan
didahului oleh makula hipopigmentasi atau eritem.6
Penyebab pasti granuloma piogenik sampai sekarang belum diketahui. Namun trauma sejak dahulu dianggap sebagai
penyebab utama, dimana pada suatu penelitian ditemukan 7% kasus mempunyai riwayat trauma.1 Dikatakan trauma
bentuk penetrasi yang tersering. Pada kasus-kasus lain penderita tidak mengingat adanya trauma, tetapi pekerjaan atau
situasi lesi menyebabkan trauma minor dapat terjadi.5 Seperti pada kasus ini orang tua anak menyangkal adanya
trauma sebelumnya, tetapi mengingat lokasi di kelopak mata yang mudah kena trauma minor, mungkin sebelumnya
terdapat trauma minor yang tidak disadari.1 Pengaruh hormonal, viral onkogen, malformasi arteriovenous mikroskopik
dan produksi faktor angiogenik diduga juga berperan. Pertumbuhan lesi akibat terapi retinoid sistemik atau protease
inhibitor telah dilaporkan, tetapi fenomena ini belum sepenuhnya dimengerti.1
Gambaran histopatologis GP terdapat proliferasi pembuluh darah kecil, yang akan menerobos epidermis dan
membentuk tumor globular yang bertangkai, yang dibatasi oleh epidermis yang koleret.1,4-5 Kadang-kadang terdapat
erosi dan ulserasi di permukaannya.1 Proliferasi pembuluh darah ini terdapat pada stroma gelatinous, yang tidak
terdapat kolagen pada stadium awal dan relatif kaya musin. Sel-sel endotel membengkak seperti pada jaringan granulasi
yang baru, membatasi pembuluh darah dalam lapisan tunggal dan dikelilingi oleh campuran populasi sel fibroblast, sel
mast, sel plasma dan pada permukaan yang erosi terdapat lekosit PMN. Pada lesi yang lebih tua cenderung lebih
terorganisasi dan sebagian fibrosis.1,5 Hal ini sesuai dengan gambaran histopatologis kasus ini, terdapat proliferasi
pembuluh-pembuluh darah yang dilapisi epidermis dengan infiltrasi sel radang limfosit.
Penatalaksanaan GP dapat dilakukan dengan biopsi ‘shave’, ‘punch’, eksisi skalpel atau laser, kuretase dan kauterisasi
koagulasi.1-3,5 Tetapi ada yang mengatakan jangan melakukan kauterisasi pada lesi yang besar atau luas, sebaiknya
dieksisi.10 Semua modalitas tersebut kuratif asalkan lesi terangkat sempurna.1-2,5 Skleroterapi.1,3 dan kauterisasi
kimiawi dengan perak nitrat telah dilakukan oleh beberapa praktisi.1,10 Pada GP yang kecil dan superfisial dapat terjadi
regresi spontan, tetapi hal ini jarang.2,5
Holbe et al memperkenalkan suatu cara yang mudah dilakukan terutama untuk anak-anak karena tidak membutuhkan
anestesi yaitu dengan mengikat tangkai GP sedekat mungkin dengan dasar kemudian ditutup dan beberapa hari
kemudian GP akan nekrosis dan lepas dengan sendirinya. Kekurangan cara ini hanya tidak dapat dilakukan
pemeriksaan histopatologis. Jadi cara ini hanya dilakukan pada kasus yang secara klinis jelas suatu GP.3
Tanpa melihat modalitas terapi yang digunakan, rekurensi bisa mencapai 40-50%.1,9 Ada yang mengatakan bahwa
terjadi rekurensi karena proliferasi pembuluh darah pada dasar lesi meluas dalam pola konus ke dermis bagian dalam.
Pada beberapa tempat seperti lipatan kuku atau bagian anterior jari, sangat beralasan untuk melakukan kuretase.5
Bilamana memungkinkan, dapat dilakukan eksisi elips sempit tetapi dalam di bawah lesi dan menutupnya dengan
jahitan,1,5,9 karena cara ini memberikan angka kesembuhan tertinggi.9
Pada pasien ini dilakukan pemotongan tangkai GP (eksisi ‘shave’) dilanjutkan kauterisasi. Hal ini dilakukan karena tidak
mungkin dilakukan eksisi skalpel, walaupun dikatakan angka kesembuhannya tinggi dengan cara ini. Cara lain tidak
dilakukan karena diperlukan pemeriksaan histopatologis.
Granuloma piogenik biasanya timbul dan menetap sebagai lesi soliter. Tetapi setelah pengangkatan atau destruksi lesi
soliter, dapat terbentuk lesi satelit multipel dengan gambaran histopatologis yang sama di sekitar tempat terapi. Lesi
satelit ini paling sering di punggung, dada atau badan.4,5,9

KESIMPULAN
Telah dilaporkan suatu kasus Granuloma piogenik pada kelopak mata kiri atas seorang anak usia 4 tahun. Tindakan
yang dilakukan adalah eksisi “shave” dan kauterisasi. Sampai saat ini ( sudah 8 bulan ) penderita tidak kembali,
diharapkan tidak terjadi rekurensi.
DAFTAR RUJUKAN
1. Pierson JC. Pyogenic Granuloma (Lobular Capillary Hemangioma). Available at
http://www.emedicine.com/emerg/topic753.htm. Accessed on September 19, 2004.
2. Pyogenic granuloma. Available at http://health.yahoo.com/health/ency/adam/ 001464/treatment. Accessed on
Medical Faculty of Hasanuddin University
http://med.unhas.ac.id Powered by Joomla! Generated: 18 May, 2009, 08:43
September 19, 2004.

http://med.unhas.ac.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=172


Identifikasi
Granuloma inguinale adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakte\ri, menyerang kulit dan selaput lendir genitalia externa, daerah inguinal dan anal. Penyakit ini berlangsung kronis, progresif dan destruktif, penularannya sangat lambat. Penyakit ditandai dengan munculnya nodula, papula menyebar secara pelaha-lahan, tidak lunak, exuberant, granulomatous, ulcerative dan terjadi pembentukan jaringan parut.

Lesi berbentuk khas berupa granuloma berwarna merah seperti daging sapi, meluas kepinggir dengan ciri khas pada ujungnya menggulung dan akhirnya membentuk jaringan ikat. Lesi tidak mudah remuk (nontriable). Lesi biasanya muncul pada bagian-bagian tubuh yang hangat dan lembab, misalnya didaerah lipat paha, daerah perianal, serotum, vulca dn vagina. Hampir 90% daerah yang terkena adalah daerah genitalia, daerah inguinal sekitar 10%, daerah anal sekitar 1-5%.

Apabila tidak diobati penyakit ini sangat destruktif dan dapat merusk struktur alat kelamin dan menyebar denan cara auto inokulasi kebagian lain dari tubuh. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium yaitu dengan ditemukannya Donovan bodies yaitu organisme berbentuk batang didalam sitoplasma. Donovan bodies dapat dilihat pad preparat jaringn granulasi yag diwarnai dengan pengecatan Wright atau Giemsa. Pemeriksaan histologis juga dapat dilakukan terhadap jaringan biopsi. Tanda phatoguonomis dan penyakit ini adalah pada pemeriksaan mikroskopis sel-sel mononuklear yang terinfeksi dipenuhi dengan Donovan bodies.Tidak dilakukan kultur, oleh karena sangat sulit dilakukan. Pemeriksaan serologis dan pemeriksaan PCR hanya dilakukan untuk tujuan penelitian. Untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi disebabkan oleh Haemophilus ducrey dapat dilakukan dengan kultur menggunakan media selektif.


2. Penyebab Penyakit
Calymmatobacterium granulomatis (Donovania granulomatis), basil gram negatif, diduga sebagai penyebab, namun belum pasti.

3. Distribusi Penyakit
Jarang ditemukan di negara maju (jarang ditemukan di Amerika Serikat, KLB kadang-kadang juga terjadi). Penyakit ini endemis di wilayah tropis dan subtropis seperti: India Selatan, Papua Nugini, Australia tengah dan utara, kadang-kadang Amerika Latin, Kepulauan Karibia, Afrika bagian tengah dan timur selatan. Lebih sering ditemukan pada pria daripada wanita dan pada orang dengan status sosial ekonomi rendah; dapat terjadi pada anak berumur 1-4 tahun, tetapi paling dominan pada usia 20-40 tahun.

4. Reservoir: Manusia.

5. Cara Penularan
Diduga melalui kontak langsung dengan lesi selama melakukan hubungan seksual tetapi dalam berbagai studi hanya 20-65% pasangan seksual yang terinfeksi, ada beberapa kasus penularan bukan melalui hubungan seksual.

6. Masa Inkubasi: Tidak diketahui, mungkin antara 1 sampai 16 minggu.

7. Masa Penularan
Tidak diketahui, penularan mungkin tetap berlangsun selama masih ada lesi terbuka pada kulit atau membrana mukosa.

8. Kerentanan dan Kekebalan
Kerentanan sangat bervariasi, tidak terbentuk setelah mendapatkan infeksi.

9. Cara-cara Pemberantasan

A. Upaya Pencegahan
Kecuali cara-cara yang dapat diterapkan hanya untuk sifilis, maka cara-cara penanggulangan untuk sifilis, seperti yang diuraikan pada 9A berlaku juga untuk pencegahan granuloma inguinalae. Program penyuluhan kesehatan masyarakat pada daerah endemis ditekankan mengenai pentingnya diagnosa dini dan pengobatan dini.

B. Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan sekitar
1) Laporan kepada instansi kesehatan setempat: Penyakit ini wajib dilaporkan di semua negara bagian di Amerika Serikat dan negara lain didunia, Kelas 3B (lihat pelaporan tentang penyakit menular).
2) Isolasi: Tidak ada, hindari kontak yang erat dengan penderita sampai lesi sembuh.
3) Disinfeksi serentak: Disinfeksi dilakukan terhadap discharge dari lesi dan terhadap barang-barang yanga tercemar.
4) Karantina: Tidak ada.
5) Imunisasi Kontak: Tidak dilkakukan, berikan pengobatan dengan segera apabila secara klinis dicurigai telah terjadi infeksi.
6) Investigasi kontak dan sumber infeksi: Lakukan pemeriksaan terhadap kontak seksual.
7) Pengobatan spesifik: Erythromycin, TP-SMX dan doxycycline, dilaporkan cukup efektif tetapi strain resisten terhadap obat dapat terjadi. Pengobatan diteruskan selama 3 minggu sampai lesi sembuh, kambuh jarang terjadi tetapi kalau terjadi maka respons terhadap pengobatan kedua kurang. Dosis tunggal dengan cefriaxone IM atau ciprofloxacin PO dilaporkan juga cukup efektif.

http://www.pppl.depkes.go.id/catalogcdc/Wc97199c1eede7.htm

Tumor adalah pertumbuhan abnormal yang terjadi pada suatu jaringan tubuh. Secara umum, bibit tumor tercetus ketika ada semacam masalah dalam pertumbuhan dan pergantian sel di dalam tubuh.

Memang tidak mudah mengukur bagaimana tumor dapat timbul di dalam tubuh kita. Setiap hari sel mengalami regenerasi, sel baru diproduksi untuk menggantikan sel lain yang telah tidak berfungsi dengan baik.
Sel yang rusak secara otomatis diganti dan disingkirkan dari tubuh karena berpotensi menimbulkan penyakit.

Jika keseimbangan jumlah antara sel baru dan yang mati terganggu, kemungkinan besar tumor akan terjadi. Hal ini mengakibatkan sistem imunitas tubuh akan terganggu.


A. Penyebab Tumor
1. Pemakaian rokok yang mengandung nikotin dan zat-zat adiktif lainnya.
2. Benzene dan zat kimia lain yang berada di lingkungan, diserap oleh darah sehingga meracuni seluruh jaringan tubuh.
3. Mengonsumsi minuman beralkohol
4. Sinar radiasi matahari yang tidak mampu ditahan oleh jaringan kulit hingga menembus ke dalam dan membuat karakteristik kulit berubah
5. Masalah genetis
6. Gaya hidup yang tidak sehat
7. Obesitas (kegemukan)
8. Akibat radiasi

Virus tertentu dapat pula menyebabkan tumor tumbuh menjadi tidak terkendali. Virus itu antara lain cervical cancer (human papilomavirus) dan hepatocellular carcinoma (virus hepatitis B).

Jenis tumor dipengaruhi oleh beberapa hal:
1. jenis kelamin
2. umur
3. lingkungan
4. genetika
5. faktor diet

B. Penyakit yang dimenyertai tumor:
1. Batuk yang berkepanjangan
2. Napas pendek-pendek dan menekan dada
3. Pada kasus tumor kolon, sering kali si penderita mengalami penurunan berat badan yang drastis, terjadi diare berat, konstipasi, anemia, dan tekanan darah yang tak terkontrol
4. Demam hebat dalam frekuensi yang sering

C. Berbagai tes untuk mengetahui seseorang terkena tumor
1. Tes Biopsy
2. Memeriksa kandungan kimia dalam darah
3. Bone marrow biopsy (sering digunakan pada tes lymphoma atau leukimia)
4. Melakukan uji sinar X Ray pada bagian dada
5. Completeblood count (CBC)
D. Perawatan bagi Penderita Tumor:

Perawatan yang diberikan pada penderita tumor sangat bergantung pada tipe tumor, penyebab, juga lokasi tumor tumbuh. Jika dalam pemeriksaan tumor yang dimaksud tidak mempunyai kemungkinan untuk menyebar, dan area nya sangat aman dan tidak menimbulkan kerusakan organ di dekatnya, maka tidak diperlukan perawatan yang serius.

Sering kali tumor dapat dihilangkan dengan perawatan standar. Tapi untuk tumor otak, harus dilakukan operasi yang harus mengikuti prosedur tingkat tinggi dan amat ketat. Hal ini dikarenakan untuk mengurangi efek merusak yang bisa terjadi di sekitar lokasi pembedahan.

Perawatan yang dilakukan untuk tumor berat:
1. Pembedahan
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Kombinasi antara ketiga model perawatan di atas.
E. Pencegahan tumor:
1. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi tinggi
2. Berolahragalah secara teratur
3. Hindari minum minuman beralkohol
4. Diet untuk merawat berat badan
5. Mengurangi risiko tubuh agar tidak terkena radiasi dan keracunan zat kimia
6. Tidak merokok
7. Mengurangi kontak dengan sinar matahari secara langsung
http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/tumor.htm

Tidak ada komentar: