Rabu, 22 September 2010

BUDIDAYA JAMUR MERANG 2

Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Denpasar Bali - Indonesia
C
PENDAHULUAN
Budidaya jamur merang mempunyai panen yang
relatif singkat yaitu sekitar satu bulan sampai dengan
tiga bulan sehingga perputaran modal yang ditanam
pada usaha ini, berlangsung cukup cepat. Selain itu,
bahan baku untuk produksi jamur merang relatif mudah
didapat, dan pengusahaannya tidak membutuhkan lahan
yang luas. Oleh sebab itu, komoditas jamur merang
ini dapat memberikan lebih banyak kesempatan kerja
dalam upaya peningkatkan ekonomi masyarakat
petani, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan patani secara umum (Hagutami, 2001).
Dewasa ini kebutuhan dan kesadaran masyarakat
terhadap bahan makanan bergizi semakin meningkat,
yang disebabkan oleh membaiknya pemahaman
masyarakat tentang makanan bergizi bagi kesehatan.
Kondisi ini ditunjang pula dengan meningkatnya daya
beli masyarakat terhadap suatu produk pertanian seperti
jamur merang (Volvariella volvaceae).
Genders (1982) menambahkan bahwa mineral
yang terkandung dalam jamur merang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang terkandung dalam daging
Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
pada Berbagai Media Tumbuh
IDA AYU MAYUN
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232
ABSTRACT
Growth of Paddy Straw Mashroom (Volvariella volvaceae) on Various Growth Media
The objective of this exsperiment was to study the effect of growth media on growth and yield of pady strawmushroom
(Volvariella volvaceae). The semi laboratorium experiment was arranged in Randomized Complete
Design or Fully Randomized Design (CRD) with six level treatment of growth media ie: a) paddy staw; b) fruit
husk of the cofee; c) seagegrass; d) banana leaf; and e) woodsawdust. The data analysis in this experiment was:
variance and LSD analysis, correlation analyisis, and analysis of regression.
The results of this exsperiment was the treatment of media of woodsawdust cannot be used as a media growt of
rank-mushroom because its failure to forming of fruitious body. Generaly can be said that the treatment of growth
media of banana leaf as the best growth media of paddy straw-mushroom. Hereinafter, that a highest yield of fresh
fruit body of pady straw-mushroom got from a treatment growth media of banana leaf that is as much 0.8785 kg
m-2
Keywords: media tumbuh; badan buah; dan jamur merang (Volvariella volvaceae)
sapi dan domba. Kandungan protein jamur merang lebih
tinggi dibandingkan dengan kandungan protein pada
tumbuh-tumbuhan lain secara umum.
Di Indonesia jamur merang mempunyai prospek
sangat baik untuk dikembangkan, baik untuk eksport
maupun komsumsi dalam negeri (Sinaga, 2001).
Kebutuhan jamur merang di pasaran luar negeri yang
semakin meningkat menyebabkan budidaya jamur
merang mempunyai prospek yang cukup cerah.
Singapura misalnya, membutuhkan 100 ton jamur
merang setiap bulan dan Malaysia membutuhkan jamur
merang sekitar 15 ton tiap minggunya (Siahaan, 1990
dalam Sadnyana, 1999).
Kebutuhan jamur merang di pasaran dalam negeri
juga mempunyai prospek yang sangat cerah. Kebutuhan
jamur merang untuk: Jakarta, Bogor, Sukabumi,
Bandung, dan sekitarnya rata-rata 15 ton setiap harinya
(Gustam, 1983 dalam Sadnyana, 1999). Kebutuhan
jamur merang untuk kota Denpasar berkisar 500 kg
tiap hari, sedangkan produksi jamur merang yang
dihasilkan di Denpasar dan Badung hanya 300 kg tiap
hari (Hagutami, 2001).
Setiap jenis jamur memerlukan syrat tumbuh yang
125
berbeda-beda. Jamur merang merupakan jamur yang
tumbuh di daerah tropika dan membutuhkan suhu dan
kelembaban yang cukup tinggi berkisar antara 30o C
samapai dengan 38o
C dalam krudung atau kubung (Agus
et al., 2002). Kelembaban relatif yang diperlukan adalah
berkisar antara 80% sanpai dengan 85% serta kebutuhan
akan pH media tumbuh berkisar antara pH 5,0 sd pH 8,0
(Sinaga, 2001). Kebanyakan jenis jamur lebih toleran
pada keadaan pH masam dari pada pH basis (Landecker,
1972 dalam Wirakusuma, 1989).
Bertitik tolak dari uraian di atas yang menerangkan
pentingnya jamur merang, dilihat dari upaya pemanfaatan
limbah pertanian, kesempatan berusaha, dan prospek
ekonomisnya; maka dilakukan penelitian mengenai
pengaruh jenis media tumbuh terhadap hasil jamur
merang.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan percobaan semi
laboratorium di dalam kubung berupa kerudung yang
diletakan dalam rumah-rumahan. Penelitian dilakukan
di Kecamatan Negara, Kabupaten Jemberana, Provinsi
Bali.
Bahan-bahan yang digunakan adalah: jerami padi,
kulit buah kopi, daun pisang kering, serbuk gergaji
kayu, alang-akang kering, dedak, kapur, pupuk TSP
dan Urea, dan benih jamur. Semua jenis media tumbuh
dikomposkan terlebih dahulu, selanjutnya dicampur
dengan dedak, kapur, dan pupuk TSP dan Urea. Media
tumbuh sebelum ditanami jarur merang dipasturisai
terlebih dahulu dengan temperatur berkisar 800 C selama
3 jam.
Penelitian dilaksanakan dengan memakai rancangan
Acak Lengkap (CRD) dengan perlakuan tungal media
tumbuh, yang terdiri atas lima macam yaitu: MJ (media
jerami), MK (media kulit buah kopi), MP (media daun
pisang kering), Mg (media serbuk gergaji kayu), dan
Ma (media alang-alang). Masing-masing perlakuan
penelitian diulang sebanyak tiga kali.
Penanaman dilakukan pada media tumbuh yang
diletakan pada alas kayu yang dipetak-petak. Alas kayu
disusun secara beringkat dalam kubung. Setiap alas kayu
diletakan satu unuit perlakuan, sehingga diperlukan lima
alas kayu dan dalam alas kayu ini diletakan ulangan.
Penanaman dilakukan sehari setelah pasturisasi. Benih
ditaburkan secara merata pada setiap unit perlakuan.
Temperatur ruangan dijaga pada kisaran 32o C sd 38o
C, dengan mengalirkan uap panas apabila temperatur
menurun atau membuka ventelasi apabila temperatur
meningkat. Kelembab udara dalam ruangan dijaga
sekitar 80% selama pertumbuhan jamur merang dengan
mengatur ventelasi.
Panen dilakukan apabila jamur sudah mencapai
stadia kancing dengan ukuran tudung berkisar 3 cm sd
5 cm, atau telah berumur 8 hari sd 12 hari setelah tabur
banih.
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah:
vaktu penen pertama, jumlah badan buah, panjang badan
buah , diameter badan buah, persentase badan buah
rusak, lamanya periode panen, dan berat segar badan
buah.
Analisis statististika yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: Analisis ragam (ANOVA) sesuai
dengan rancangan percobaan yang digunakan yaitu CRD,
dengan uji beda rata-rata abtarperlakuan dengan BNT
5% (Tenaya & Agung, 1983).
Model persamaan analisis ragamnya adalah sebagai
berikut:
Yij = μij + ái + åij
Di mana:
Yij = nilai parameter ke-i dan ke-j yang diamati,
μij = nilai rata-rata parameter hasil pengamatan
ke-i dan ke-j,
ái = pengaruh perlakuan media tumbuh (M) ke-i,
dan
åi*j = pengaruh galat ke-i dan ke-j
Analisis korelasi dan analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh linier setiap
parameter yang diamati terhadap hasil berat segar badan
buah per petak (Tenaya & Agung, 2006), dengan model
seperti berikut:
BSBB = b0 + b1 WPP + b2 JBB + b3 PBB + b4 DBB +
b5 JBBBR + b6 LPP
Di mana :
WPP = waktu panen pertama,
JBB = jumlah badan buah,
PBB = panjang badan buah,
DBB = diameter badan buah,
PBBR = persentase badan buah yang rusak,
LPP = lamanya periode panen, dan
Mayun : Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella VolvaceaeI) pada Berbagai Media Tumbuh
126
Agritrop, Vol. 26, No. 3 (2007)
BSBB = berat segar badan buah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejak awal pertumbuhan jamur merang, media
tumbuh serbuk gergaji kayu memberikan pertumbuhan
jamur merang yang kurang baik bahkan rusak seluruh
pengamatan, sehingga media tumbuh yang dapat
dianalisis selanjutnya secara statistika sebanyak empat
perlakuan yaitu MJ (media jerami), MK (media kulit
buah kopi), MP (media daun pisang), dan MA (media
alang-alang).
Hasil signifikansi analisis varians pengaruh keempat
media tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil jamur
merang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Signifikansi pengaruh media tumbuh terhadap
pertumbuhan dan hasil jamur merang
Variabel pengamatan Signifikansi
Hasil berat segar jamur (gram) *
Waktu panen pertama (hari) **
Panjang baban buah (cm) **
Diameter badan buah (cm) **
Jumlah badan buah (buah) ns
Persentase badan buah rusak(buah) ns
Lamanya periode panen (hari) **
Keterangan:
ns = berpengaruh tidak nyata (p > 0,005);
* = berpengaruh nyata (p d” 0,05); dan
** = berpengaruh sangat nyata (p d” 0,01).
Padai Tabel 1 tampak bahwa pengaruh media
tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil jamur merang
menunjukkan: 1) bepengaruh yang sangat nyata
(pd”0,01) terhadap vaktu penen pertama, panjang badan
buah, diameter badan buah, dan lamanya periode panen,
2) media tumbuh berpengaruh nyata (pd”0,05) terhadap
hasil berat segar badan buah, dan 3) berpengaruh
tidak nyata (p>0,05) terhadap jumlah badan buah dan
persentase badan buah rusak.
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh masingmasing
perlakuan media tumbuh terhadap parameter
pengamatan pertumbuhan dan hasil jamur merang
dilakukan uji beda rata-rata antarperlakuan dengan
menggunakan uji BNT 5%. Selanjutnya, untuk
mengetahui media tumbuh yang memberikan
pertumbuhan dan hasil yang terbaik dapat dilihat pada
Tabel 2.
Berdasarkan hasil pengamatan secara umum dapat
dinyatatakan bahwa perlakuan media tumbuh daun
pisang adalah merupakan media umbuh yang terbaik
bagi pertumbuhan dan hasil jamur merang (Tabel 2).
Selanjutnya, dapat diketahui bahwa hasil badan buah
segar per petak yang tertinggi didapatkan dari perlakuan
media tumbuh daun pisang yaitu sebanyak 0,8785 Kg
per petak (dari hasil panen seluas 1,5 m2) atau 0,585 kg
m-2, diikuti oleh media tumbuh jerami padi dan kulit
buah kopi yang hasilnya relatif hampir sama dengan hasil
rara-rata sebanyak 0,412 kg m-2, dan terendah didapatkan
dari perlakuan media tumbuh alang-alang dengan hasil
sebanyak 0,181 kg m-2
. Pengaruh yang hampir sama
dari perlakuan di atas juga didapatkan pada pengamatan
panjang badan buah. Pengamatan diameter badan buah
tertinggi didapat dari perlakuan media tumbuh daun
pisang dan tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan media
tumbuh jerami padi dan kulit buah kopi dan terendah
didapatkan dari perlakuan media tumbuh alang-alang.
Parameter pengamatan waktu panen pertama tercepat
didapatkan dari perlakuan media tumbuh daun pisang
dalam waktu 10 hari sudah panen dan terlama dari
perlakuan media tumbuh kulit buah kopi dalam waktu
17,33 hari. Periode panen terlama didapatkan dari
perlakuan media tumbuh daun pisang selama 17 hari
dan terpendek dari perlakuan media tumbuh alang-alang
selama 9,67 hari (Tabel 2).
127
Tabel 2. Pengaruh media tumbuhterhadap pertumbuhan dan hasil jamur merang
Perlakuan Waktu Lamanya Jumlah Persentase
Berat segar Panjang Diamater panen periode badan badan buah
jamur badan buah badan buah pertama panen buah rusak**
... g … … cm … … cm … …hr … … hr … … bh … … % ….
MJ 671,33 b 4,11 b 3,62 a 13,33 c 13,33 b 93,33 a 10,43 a
MK 565,67 b 4,09 b 2,79 b 17,33 a 13,33 b 78,67 a 14,50 a
MP 878,50 a 5,36 a 3,35 ab 10,67 d 17,00 a 82,67 a 15,89 a
MA 272,00 c 2,46 c 1,71 c 15,67 b 9,67 c 69,00 a 18,12 a
BNT 5% 111,24 0,37 0,31 1,09 1,33 11,80 8,77
KK (%) 9,90 4,96 5,64 4,05 5,30 7,74 24,74
Keterangan:
Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan bahwa nilai rata-rata ersebut adalah berbeda nyata
(p d” 0,05).
** = data ditranformasi ke akar Y.
KK = koefisien keragaman,
MJ = media jerami,
MK = media kulit kopi,
MP = media daun pisang, dan
Ma = media alang-alang).
Tabel 3. Matriks koefisicn korelasi linier sederhana (r) antarparameter pengamatan
BSBB PBB DBB WPP LPP JBB PBBR
BSBB 1
PBB 0,45NS 1
DBB 0,36 NS 0,82** 1
WPP -0,94** -0,63 NS -0,54 NS 1
LPP 0,50 NS 0,99** 0,75** -0,66* 1
JBB 0,52 NS 0,20 NS 0,48 NS -0,42 NS 0,19 NS 1
PBBR -0,13 NS 0,08 NS -0,27 NS 0,14 NS 0,08 NS -0,85** 1
Keterangan:
BSBB = berat basah badan buah ,
PBB = panjang badan buah,
DBB = diameter badan buah,
WPP = waktu panen pertama
,LPP = lamanya waktu panen,
JBB = jumlah badan buah,
PBBP = persentase badan buah rusak,
* = nyata (pd”0,05),
** = sangat nyata (pd”0,01), dan
NS = tidak nyata (p>0,05).
Mayun : Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella VolvaceaeI) pada Berbagai Media Tumbuh
128
Agritrop, Vol. 26, No. 3 (2007)
Hubungan antarvariabel pengamatan yang
dinyatakan dengan koefisien korelasi sederhana ( r )
seperti yang ditunjukan pada Tabel 3. Ternyata dari
Tabel 3, terdapat hubungan dari yang tidak nyata
(p>0,05) sampai sangat nyata (pd”0,01).
Pengaruh komponen hasil panjang badan buah
(PBB), diameter badan buah (DBB), waktu panen
pertama (WPP), lama periode panen (LPP), jumlah
badan buah (JBB), jumlah badan buah rusak (JBBR)
terhadap hasil berat segar badab buah (BSBB))
ditunjukkan dengan persamaan berikut.
BSBB = 595,031** - 132,872NS PBB + 13,963 NS DBB
+ 103,753** WPP + 33,880 NS LPP + 15,560
JBB* -14,930 NS JBBR (R2 = 96,0 %).
Sesuai dengan persamaan di atas dapat diketahui
bahwa hanya jumlah dua parameter yang berpengaruh
nyata pada hasil berat segar badan badan yaitu waktu
panen pertama (WPP) yang berpengaruh sangat
nyata (pd”0,01) dan jumlah badan buah (JBB) yang
berpengaruh nyata pada p = 0,098. Selanjutnya, dari
persamaan di atas dapat dikatakan bahwa apabila waktu
panen lebih cepat, dan jumlah baban buah yang dipanen
lebih banyak maka hasil berat segar badan buah akan
semakin berat.
Pengaruh komponen hasil panjang badan buah
(PBB), diameter badan buah (DBB), waktu panen
pertama (WPP), lama periode panen (LPP), jumlah
badan buah (JBB), jumlah badan buah rusak (JBBR)
terhadap hasil berat segar badab buah (BSBB))
ditunjukkan dengan persamaan berikut.
BSBB = 595,031** - 132,872NS PBB + 13,963 NS DBB +
103,753** WPP + 33,880 NS LPP + 15,560 JBB*
-14,930 NS JBBR (R2 = 96,0 %).
Sesuai dengan persamaan di atas dapat diketahui
bahwa hanya jumlah dua parameter yang berpengaruh
nyata pada hasil berat segar badan badan yaitu waktu
panen pertama (WPP) yang berpengaruh sangat
nyata (pd”0,01) dan jumlah badan buah (JBB) yang
berpengaruh nyata pada p = 0,098. Selanjutnya, dari
persamaan di atas dapat dikatakan bahwa apabila waktu
panen lebih cepat, dan jumlah baban buah yang dipanen
lebih banyak maka hasil berat segar badan buah akan
semakin berat.
KESIMPULAN
Dari uraian hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa sejak awal pertumbuhan jamur merang, media
tumbuh serbuk gergaji kayu memberikan pertumbuhan
jamur merang yang kurang baik dan rusak seluruh
pengamatan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa
perlakuan media tumbuh daun pisang adalah media
umbuh yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil jamur
merang, dan hanya dua variabel yaitu waktu panen
pertama dan jumlah badan buah yang berpengaruh
terhadap hasil segar badan buah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih, kepada Ni M. Wulan Wibawani
atas kerjasama dalam penelitian ini, juga disampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran penulisasn hasil penelitian ini, baik moril
maupun materiil.
DATAR PUSTAKA
Agus, G.T.K., A. Dianawati, E.S. Irawan, & K. Miharja.
2002 Budidaya Jamur Konsumsi. Agromedia
Pustaka. Jakarta. 68 hal.
Gengers, R. 1982. Pedoman Berwiraswasta Bercocok
Tanam Jamur. Pionir Jaya. Bandung. 100 hal.
Hagutami, Y. 2001. Budidaya Jamur Merang. Yapentra
Hagutani. Cianjur. 19 hal.
Nurman, S. & Kahar, A. 1990. Bertanam Jamur dan Seni
Memasaknya. Angkasa. Bandung. 77 hal.
Sadnyana, I M. 1999. Pengaruh Jenis Media dan
Ketebalan Media terhadap Hasil Jamur Merang
(Volvariella volvaceae). Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Udayana. Denpasar. 46 hal.
Sianaga. 2001. Jamur Merang dan Budidayanya.
Penebar Suadaya. Jakarta. 67 hal.
Tenaya, I M.N. & I D.G. Agung. 1983. Rancangan
Dasar II. Percobaan Faktorial. Laboratorium
Statistika Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Denpasar. 97 hal.
Tenaya, I M.N. & I D.G. Agung. 2006. Statistika
Managerial Program Studi Magister Agribisnis.
Laboratorium Statistika Fakultas Pertanian
Universitas Udayana. Denpasar. 233 hal.
Wirakusuma, I P.G.A. 1989. Pengaruh Jenis Media
dan Stadia Benih terhadap Pertumbuhan Miselia
dan produksi Jamur Merang. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Udayana. Denpasar. 49

sumber : 4shared.com
hal.

Tidak ada komentar: