Kamis, 13 Agustus 2009

askep Kolostomi

BAB I
KONSEP DASAR

A. Pengertian
Kolostomi adalah pembukaan suatu bagian kolon ke permukaan abdomen untuk mengalihkan feses baik secara sementara atau permanen.
(Smith, 1986).

B. Etiologi
• Hereditas
• Masukan lemak
• Penyakit inflamasi usus
• Homo seksualitas
• Polip kolon

C. Patofisiologi
Penyelidikan terhadap penyebab karsinoma kolorektal telah mendorong penelitian tentang lemak hewan dalam diet, bakteri anaerob dari usus besar, dan kandungans erat dalam otot. Masing-masing factor ini sebagian dapat menjelaskan distribusi geografis penyakit. Aspek serat menarik perhatian, karena dengan meningkatkan bulk dalam diet akan menurunkan waktu transit dan juga waktu kontak anatara makanan dan usus.

Kira-kira 60% sampai dengan 70% karsinoma ini terjadi pada rektum, area rektosigmoid, atau kolonsigmoid. Tipe pertumbuhan tergantung pada area asal. Karsinoma di sisi kiri cenderung tumbuh mengitari usus, mengelilinginya dan menimbulkan masa bulk, polioid, dan berjamur. Mayoritas kanker ini adalah adenokarsinoma. Tipe lain menembus usus dan menyebabkan abses, peritonitis, invasi organ sekitarnya, atau perdarahan. Tumor0tumor ini cenderung tumbuh dengan lambat, dan tetap asimtomatik untuk periode waktu yang lama. metastasis dapat terjadi pada hepar, paru-paru, tulang atau sistem limfatik.

Manifestasi klinis tergantung pada lkasi tumor. Individu yang mengalami melena, diare, dan konstipasi; ini adalah manifestasi paling sering dari lesi kiri. Tumor sisi kanan menyebabkan kelemahan, malaise, dan penurunan berat badan. Nyeri jarang terjadi, dan juga dapat sebagai akibat dari kontraksi usus yang berhubungan dengan obstruksi kolon parsial atau keterlibatan saraf. Obstruksi usus mungkin tanda pertama dari penyakit. Metastasis sangat dapat diperkirakan, dengan invasi saluran limfatik, peritoneum, dan saluran vena yang membuat penyebaran.

Kanker kolon menimbulkan berbagai antigen tumor, antigen karsinoembrionik (CEA) yang paling baik diketahui. Kadar "normal" dari CEA kurang dari 2,5 ng/mL, tetapi kadar ini dapat meningkat pada penyakit inflamasi non-malignan, khususnya pada saluran gastrointestinal.





































BAB II
RENCANA KEPERAWATAN

Postoperatif: DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap gangguan konsep diri yang berhubungan dengan efek ostomi pada citra tubuh dan gaya hidup.
Kriteria hasil:
 Menerima perubahan pada struktur dan fungsi tubuh
 Mengkomunikasikan perasaan ostomi
 Berpartisipasi dalam perawatan stoma.
Intervensi:
a. Berikan dorongan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang stoma dan persepsi dari efek yang diantisipasi pada gaya hidup
b. Validasi persepsi klien dan berikan ketentraman hati bahwa respon tersebut adalah normal dan sesuai
c. Berikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan atribut diri yang positif
d. Bantu klien mengosongkan kantung, jika perlu.

2. Risiko tinggi terhadap perubahan pola seksualitas yang berhubungan dengan dampak negatif ostomi yang dirasakan pada fungsi seksual dan daya tarik.
Kriteria hasil:
 Mendiskusikan perasaan dan kehkawatiran pasangan mengenai efek pembedahan ostomi pada fungsi seksual
 Mengungkapkan maksud untuk mendiskusikan kekhawatiran dengan pasangan sebelum pulang.
Intervensi:
a. Tegaskan lagi perlunya untuk diskusi secara terus terang antara pasangan seksual dan perlunya waktu bagi pasangan untuk menyesuaikan perubahan pada tubuh klien
b. Diskusikan kemungkinan bahwa klien dapat memproyeksikan perasaannya kepada pasangannya. Berikan dorongan untuk validasi perasaan di antara pasangan.

3. Risiko tinggi disfungsi seksual yang berhubungan dengan impotensi psikologis sekunder terhadap kerusakan saraf simpatik (pria) atau lubrikasi vagina tidak adekuat (wanita).
Kriteria hasil:
 Klien akan menyebutkan alternatif-alternatif untuk menangani impotensi fisiologis.
Intervensi:
a. Pada pria jelaskan fungsi prostesis penis. Prostesis penis yang semigrid dan dapat mengembung mempunyai angka keberhasilan yang tinggi
b. Pada wanita sarankan mengunakan lubrikan vagina yang mengandung air untuk senggama.

4. Risiko tinggi terhadap isolasi sosial yang berhubungan dengan ansietas terhadap bau dan kebocoran alat-alat.
Kriteria hasil:
 Mendiskusikan metode mengontrol bau dan kebocoran alat
 Menyebutkan suatu minat untuk membangun kembali pola sosialisasi sebelum operasi.
Intervensi:
a. Ajarkan klien tentang perawatan alat-alat stoma
b. Berikan dorongan pada klien untuk membangun kembali pola sosialisasi seperti sebelum operasi.

5. risiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen terapetik yang berhubungan denga kurang pengetahuan tentang pemasangan kantung stoma, irigasi kolostomi, perawatan kulit peristoma, perawatan luka perineal, memadukan perawatan ostomi ke dalam sehari-hari.
Kriteria hasil:
 Kriteria untuk diagnosa keperawatan ini menunjukkan kriteria hasil yang ebrkaitan dengan perencanaan pemulangan. Rjuk pada rencana pemulangan.
Intervensi:
Ajarkan klien tentang prinsip-prinsip dasar pemeliharaan penggunaan kantung stoma.

Tidak ada komentar: