Senin, 28 Juli 2008

ASKEP Gawat Darurat pada Pulmonary Embolisem

Pulmonary embolism (PE) biasanya secara klinis sulit ditemukan. Pasien dengan emboli paru biasanya dyspnea dan nyeri dada.

Tanda dan Gejala
Tanda umum adalah:
dyspnoea – tiba-tiba dan ada pada 90% kasus
nyeri dada pleuritik
haemoptisis
pingsan
tachikardia > 100/menit
tachipnoe > 20/menit
demam

Tanda Klinis
Gejala DVT dengan tanda bengkak pada kaki dan nyeri pada perabaan vena
Denyut jantung > 100 per menit
Bedrest > 3 hari atau pembedahan dalam 4 minggu yang lalu
Sebelumya menderita DVT atau PE
Haemoptisis
PE ditemukan pada pemeriksaan poto thirak dan

Tanda Ancaman Kehidupan
Gejala PE:
dyspnea berat
nyeri dada
peningkatan tekanan vena
ada bukti gagal jantung kanan
hypotensi
shock

Pengkajian
Pengkajian dengan pendekatan ABCD.

Airway
kaji dan pertahankan jalan napas
lakukan head tilt, chin lift jika perlu
gunakan alat batu untuk jalan napas jika perlu
pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anestesi untuk dilakukan intubasi jika tidak dapat mempertahankan jalan napas
Breathing
kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk mempertahankan saturasi >92%.
Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.
Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bag-valve-mask ventilation
Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2
Kaji jumlah pernapasan
Lakukan pemeriksan system pernapasan
Dengarkan adanya bunyi pleura
Lakukan pemeriksaan foto thorak – mungkin normal, tapi lihat untuk mendapatkan:
Bukti adanya wedge shaped shadow (infarct)
Atelektaksis linier
Effuse pleura
Hemidiaphragm meningkat
Jika tanda klinis menunjukan adanya PE, lakukan ventilation perfusionscan (VQ) atau CT Pulmonary Angiogram (CTPA) sesuai kebijakan setempat
Circulation
Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop
Kaji peningkatan JVP
Catat tekanan darah
Pemeriksaan EKG mungkin menunjukan:
Sinus tachikardi
Adanya S1 Q3 T3
right bundle branch block (RBBB)
right axis deviation (RAD)
P pulmonale
Lakukan IV akses
Lakukan pemeriksaan darah lengkap
Jika ada kemungkina PE berikan heparin
Jika pasien mengalami thrombolisis, alteplase direkomendasikan sebagai obat pilihan. Berikan 50 mg IV dengan bolus. Jika pasien tidak berespon terhadap trombolisis, segera dirujuk ke speialis untuk dilakukan thromboembolectomy.
Disability
kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrim dan membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ICU.
Exposure
selalu mengkaji dengan menggunakan test kemungkinan PE
jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik lainnya.
Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda DVT
Faktor Resiko terjadinya PE
a.DVT ada pada 50% pasien
b.Pembedahan sebelumnya
c. Trauma sebelumnya
d. Imobilisasi untuk berbagai alas an
e.Keganasan
f.Pasien mengkonsumsi kontrasepsi oral
g.Pasien mendapatkan terapi hormone
h.Kehamilan lama
i.Obesitas
j.Pasien mendapatkan Selective Estregen Receptor Modulator therapy (SERM)
k.Syndrome hyperviskositas
l.Nipas
m.Nepritik sindrom
n. Defisiensi antitrombin III
o. Defisiensi protein C dan S
p.Antikoagulan lupus

Perawatan PESejak didiagnosa PE maka pasein harus mendapatkan antikoagulan. Heparin dengan berat molekul ringan harus diberikan sebagai prioritas. Walfarin diberikan dalam 2 hari.

Tidak ada komentar: