Sabtu, 19 Juli 2008

kumpulan artikel teknik sunat

Pilihan, Khitan Laser atau Konvensional

BERKHITAN merupakan salah satu ritual yang harus dijalanani oleh anak laki-laki, baik untuk memenuhi salah ketentuan dalam ajaran agama maupun alasan kesehatan. Selama ini kata khitan dikaitkan dengan piasu --yang digunakan memotong bagian kepala sunat (sebagian kulit ujung penis). Akibatnya, banyak anak ngeri sehingga para orangtua harus membujuk mereka atau menunggu hingga anak-anak itu minta dikhitan.
Tetapi sekarang beban psikologis orangtua jadi ringan, karena ada alternatif lain. Selain khitan dengan cara konvensional itu, sekarang ada teknik sunat baru menggunakan Cautery Set atau dalam masyarakat dikenal dengan Khitan Laser. Jika sebelumnya bocah selesai dikhitan harus istirahat beberapa hari di rumah. Dengan khitan yang menggunakan alat medis Cautery Set, anak yang dikhitan tidak mengeluarkan darah, tidak dijahit dan bila langsung pakai celana.
Beberapa rumah sakit di Palembang sebenarnya sudah lama memiliki Cautery Set, yang digunakan dalam operasi kulit. Belakangan, alat ini digunakan digunakan untuk khitan anak-anak atau pria dewasa. Trend baru dalam berkhitan ini bagi masyarakat Palembang, telah diperkenalkan dan dilaksanakan di Klinik Mitra & Rumah Bersalin Kenten di Jl Dr M Isa No.142 Palembang. Sejak sunat ala laser ini dilaksanakan di Klinik Mitra beberapa bulan lalu, sudah puluhan pasien berkhitan baik anak-anak maupun pria dewasa.
Dokter Safyudin MBiomed, yang melakukan pratik khitan laser di Klinik Mitra diwawancarai Sripo di tempat praktiknya, Rabu (24/9) malam. Ia menjelaskan, teknik khitan ini sebenarnya sudah beberapa tahun dilakukan di Jakarta. “Tapi di sini kita baru melakukannya sekitar satusetengah bulan. Alhamdulillah, mereka yang berkhitan di sini puas akan hasilnya,” ujar dokter yang baru 2 bulan menyelasaikan pendidikan pasca-Sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Menurut Safyudin, teknik lama yang butuh jahitan, di Jakarta kini sudah lama ditinggalkan. Begitu juga dengan teknik yang mengunakan cincin. Teknik khitan dengan laser ini ada dua macam, yakni Dor Sumsisi --dengan tehnik pemotongan pakai cara memotong bagian atas alat vital, baru memutar ke bagian bawah. Tehnik ini biasanya di pakai untuk orang yang sudah dewasa. Tehnik kedua, adalah Sirkumsi --tehnik langsung potong, dilalukan untuk anak-anak.
Dijelaskan Safyudin, “Teknik baru ini di masyarakat di Jakarta dikenal dengan istilah laser. Tapi dalam bahasa medisnya disebut Cautery sesusai dengan nama alatnya yaitu Cautery Set. Dengan alat ini, kata dokter sehari-harinya dosen pada FK Unsri di Indralaya, “Pasien sama sekali tidak merasakan sakit dan pendarahan seperti halnya dengan tehnik lama.”
Kelebihan lain, jelas lulusan FK Unsri tahun 1994 ini, pasien langsung sembuh dan bisa jalan. Apa pasien setelah dikhitan harus kontrol lagi? “Itu tergantung masing-masing,” jawanya. Rumah sakait lain sudah melakukan teknik khitan ini? Apa tehnik sudah dilakukan di rumah sakit lain di Palembang? “Saya sendiri belum tahu. Karena saya baru dua bulan bertugas di sini, setelah menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Teknik ini saya pelajari di Jakarta, dan saya terapkan di Klinik Mitra ini.”
Khitan dengan Cautery Set sangat mudah. Sebelum disunat, pasien diberi bius lokal untuk menghilangkan rasa sakit. Setelah lima menit bius bekerja, si pasien baru dikhitan. Luka bekas potongan ditutup dengan cara cautery (pembakaran). “Bukan dibakar pakai api. Itu hanya istilah saja. Setelahnya, pasien boleh pakai celana dan dibolehkan pulang. Pasien tentu saja diberi resep. kalau terjadi kelainan, pasien kontrol kembali,” ungkapnya.
Pemimpin Klinik Mitra & Rumah Bersalin Kenten dr Sumarni, di tempat terpisah mengatakanm, berbicara tetang biaya khitan dengan laser. “Untuk sekarang, biaya khitan untuk usia 16 tahun ke atas hanya Rp 300.000. Sementara anak di bawah usia 16 tahun hanya Rp 200.000. Itu sudah termasuk obat.(fil)

http://www.indomedia.com/sripo/2003/09/26/2609gay5.htm

ujuan utama sunat atau khitan adalah membersihkan alat vital pria ini dari berbagai kotoran serta penyebab penyakit yang mungkin melekat di ujung penis atau zakar yang masih ada kulupnya. Adalah Dr. Nur Mahdian yang memperkenalkan sunat metode smart klamp.

"Khitan dapat menghindarkan penyakit fimosis, parafimosis, Candidiasis, serta tumor pada alat kelamin laki-laki. Terbukti, penis laki-laki yang disunat lebih higienis," ujar Dr. Nur.

Menurutnya, smart klamp adalah cara terbaru di dunia circumcision. Alatnya hanya terdiri dari dua komponen, terbuat dari bahan ringan dan kuat. Pemasangan alat sangat gampang, tidak menimbulkan perdarahan dan tanpa jahitan. Perawatan usai sunat pun sangat gampang, tidak memerlukan perawatan khusus seperti metode lain.

"Dengan cara ini, anak bisa langsung bermain, bahkan berenang, tanpa khawatir akan berdarah atau terjadi komplikasi," ungkapnya.

Ditambahkan pula, teknik ini cocok bagi anak-anak dengan kelainan, seperti hemofilia, autis, bayi dengan fimosis, infeksi (radang), dan hiperaktif. Buat anak yang masih mengompol, cara ini adalah pilihan terbaik karena dokter bisa terhindar dari siraman air kencing.

Sekali Pakai

Smart klamp, kata Dr. Nur, akan menghindarkan terjadinya penularan penyakit, seperti HIV/AIDS, hepatitis, dan infeksi pasca sunat. Metode ini tidak memerlukan antibiotika selama perawatan. Sebelum dilakukan pemasangan alat, dokter akan memberikan anestesi lokal pada penis.

Obat anestesi lokal bertahan lebih kurang 1,5 jam. Setelah obat anestesi lokal habis, anak akan merasakan sedikit kesemutan di luka khitanan. Namun, dengan adanya obat anestesi oral yang diminum, anak akan nyaman dan umumnya malah tidak merasakan sakit sama sekali.

Tabung smart klamp dipasang sedemikian rupa agar posisinya tidak menghalangi keluarnya air kencing. Hal ini dilakukan oleh dokter dengan cara melihat posisi saluran kencing dalam tabung sebelum alat dikunci. Dokter yang berpengalaman akan membuat posisi tabung pas, sehingga tidak menyebabkan tarikan ataupun penutupan pada saluran kencing.

Kata Dr. Nur lagi, teknik ini dibuat sedemikian rupa dengan tingkat persisi tinggi, sehingga saat dikunci, kekuatan rekat tabung dan kunci akan terbagi secara merata pada seluruh kulit. Dengan demikian, risiko terlepas sangat kecil, meski melakukan aktivitas berat sekalipun. Uji kekuatan teknik ini dilakukan dengan menahan beban. Hasilnya, alat dalam teknik ini mampu menahan beban seberat 1,5 kg.

Alat smart klamp terdiri atas beberapa ukuran, mulai dari nomor 10, 13, 16, dan 21. Untuk bayi, alat yang dipakai nomor 10, sedangkan orang dewasa nomor 21. "Pengalaman saya menggunakan alat ini, bisa untuk bayi usia 10 hari dan dewasa umur 65 tahun," tuturnya.

Alat ini terbuat dari dua jenis bahan kunci klamp, yakni nilon dan polikarbonat yang dikemas steril dan sekali pakai. Tentu saja lebih aman dan bebas dari penularan penyakit dan infeksi. Smart klamp memberikan perlindungan luka dengan sistem tertutup. Luka sayatan terkunci rapat, tidak memungkinkan masuknya kuman atau mikroorganisme pengganggu.

Cara Kerja

Teknik smart klamp sangat mudah. Pasien akan diukur glandpenis-nya, ukuran 0-meter. Setelah diberi anestesi lokal, secara hati-hati preputium dibersihkan dan dibebaskan dari perlengketan dengan gland penis.

Batas kulit preputium yang akan dibuang ditandai dengan spidol. Tabung smart klamp dimasukkan ke dalam preputium hingga batas corona gland penis. Lalu, klamp pengunci dimasukkan sesuai arah tabung dan diputar 90 derajat, hingga posisi smart klamp siap terkunci.

Dr. Nur bakal memastikan posisi kulit yang akan dibuang sesuai rencana, juga agar posisi saluran kencing tidak terhalang tabung. Berikutnya, ia akan mengunci klamp hingga terdengar bunyi "klik”. Sisi distal preputium dibuang menggunakan pisau bisturi. Kemudian luka dibersihkan dengan obat antiinfeksi dan dibungkus kasa steril. Hingga proses itu, sunat ala smart klamp selesai.

Alat smart klamp sangat ringan dan tabungnya tidak menghalangi pengeluaran air seni. Setelah lima hari, smart klamp dilepas dokter atau perawat dengan teknik yang sangat mudah. Waktu yang dibutuhkan pun hanya beberapa detik.

Tanpa menyebut angka, Dr. Nur menyebutkan bahwa biaya untuk metode ini cukup terjangkau dengan hasil memuaskan.

Kiat Perawatan Usai Khitan

dijelaskan Dr. Nur, setelah dikhitan, anak dianjurkan istirahat untuk menghindari terjadinya edema yang berlebihan. Tiga jam sesudahnya, anak diperbolehkan beraktivitas, seperti bermain, sekolah, mandi, bepergian, dan berenang. Segera setelah dikhitan anak sebaiknya minum obat analgesik untuk menghindarkan rasa sakit setelah obat anestesi lokal yang disuntikkan habis diserap tubuh.

Perawatan luka dilakukan dengan membersihkan tabung smart klamp dengan air setiap habis buang air kecil, khususnya sisi dalam, agar gland penis bebas dari sisa air kencing. Pada saat mandi, siram dan bersihkan seluruh tabung, kemudian keringkan dengan handuk agar tidak lembab. Jika memungkinkan, gunakan air mandi yang dicampur dengan antiseptik cair untuk membantu membersihkan smart klamp dari mikroba.

Pada hari kelima, 3 jam sebelum smart klamp dilepas, dilakukan pembukaan kunci smart klamp dengan cara menarik posisi kunci ke arah samping luar. Setelah dibuka, lakukan pemberian baby oil atau minyak kelapa disekitar tabung dengan cara meneteskan secukupnya setiap ½ jam. Kulit luka akan melunak, sehingga alat mudah dilepaskan.

Jika diperlukan, pelepasan alat dapat dibantu dengan penggunaan anestesi spray untuk mengurangi nyeri.

Dokter Sunat

Dr. Nur Mahdian adalah alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial di kampus, salah satunya khitanan masal. Dari situlah ketrampilannya menyunat orang terasah. Tak heran bila ia dijuluki “dokter sunat” oleh teman-teman sejawatnya.

Ketika metode Elektro Cauter mulai populer di Jakarta, ia menggunakan alat tersebut untuk mengkhitan pasien-pasiennya. Berita dari mulut ke mulut menyebabkan order sunatannya semakin lama makin bertambah, apalagi saat liburan sekolah.

Tahun 2004, smart klamp masuk ke Jakarta. Ia pun langsung mencoba metode baru tersebut. Banyak pasien sunat puas dengan metode smart klamp ini, sehingga permintaan semakin banyak.

“Bukan hanya dari Jakarta, permintaan disunat memakai smart klamp juga datang dari beberapa kota lain, seperti Batam, Cirebon, Bandung, Bogor, Pekanbaru, Medan, Bandar Lampung,” ungkap pria yang sedang menyelesaikan pendidikan spesialis bedah saraf di UI ini.

http://medicastore.com/forum/viewtopic.php?f=6&t=169

Bayi2 diluar negeri spt Australia, Belanda, biasanya di sunat pada usia bayi. Semuanya dengan alasan kesehatan dan fine2 saja.
Anak2 saya juga sudah dikhitan, tapi memang bukan saat bayi, tp usia 3 th.
Proses sirkumsisi adalah proses bedah minor, prosesnya cukup aman dan pastinya melibatkan proses anastesi lokal yaitu di lokasi penis. Cara yang paling aman dan yang direkomendasikan adalah cara konvensional, karena untuk proses cauter yg biasanya diidentikkan dengan laser, itu butuh keahlian khusus dari dokter yang menangani. Dan ada resiko luka bakar dalam, dan hal ini sebaiknya menjadi pertimbangan.
Proses sirkumsisi, biasanya membutuhkan waktu sekitar 30 menitan dan tidak perlu melalui RS hebat, karena setiap klinik pun memiliki kemampuan untuk melakukan sirkumsisi.
Setelah dilakukan sirkumsisi, lama penyembuhan tergantung dari kondisi fisik bayi, biasanya sih kering dalam waktu seminggu. Anak rewel ya wajar karena ketidaknyamanannya, demam sih tidak, kalaupun demam paling hanya butuh bantuan paracetamol untuk memberi kenyamanan saja.
Yang perlu diingat, tetap usahakan daerah khitan dalam kondisi bersih dan steril, stiap habis BAK, langsung dibersihkan dan diberi antiseptik.
Untuk bayi, menurut pengalaman teman saya yg bayinya sudah dikhitan, tetap bisa menggunakan diapers, dan sebelum ditutup diapers, ujung penis dilapisi dengan lotion (tp ga jelas jenis apa, kalau ga salah vaseline).
Kondisi yang perlu dikhawatirkan apabila terjadi infeksi, pembengkakan yang berlebih pada hasil khitan.

Mungkin yang perlu dipersiapkan adalah mental bapak ibunya, untuk merawat anak pasca dikhitan. Sebetulnya sih santai saja, yang penting ya itu tadi, tetap jaga kebersihan .
Menurut pengalaman teman2 saya sih, mengkhitan saat bayi lebih nyaman, karena tidak akan menimbulkan efek trauma, penyembuhan luka pada bayi relatif lebih cepat, dan kalaupun bayi rewel, bisa langsung diberi ASI atau dipeluk.
Mudah2an bisa dimengerti dan bisa jadi bahan acuan...

h PENYUNATAN atau sirkumsisi ternyata tidak serta merta dapat melindungi seorang pria dari berbagai jenis penyakit menular seksual (PMS) yang banyak ditemukan di dunia saat ini. Kesimpulan tersebut merupakan hasil riset para ahli dari Selandia Baru yang dipublikasikan dalam edisi terbaru Journal Pediatrics.Seperti diungkap peneliti dari Universitas Otagodi Dunedin, Dr. Nigel P. Dickson, meskipun telah terdapat banyak bukti penting bahwa sunat dapat melindungi pria dari penularan HIV (Human Immunodeficiency Virus) melalui hubungan seks dengan wanita, namun sejauh ini masih belum ada kejelasan atau pun bukti signifikan apakah sunat juga dapat menekan risiko para pria dari jenis penyakit menular seksual lainnya.

Untuk membuktikan teorinya, para peneliti menggelar studi jangka panjang dengan melibatkan sekitar 500 pria yang lahir antara tahun 1972 dan 1973. Partisipan ini terus dipantau sejak anak-anak hingga mereka berusia 32 tahun. Sekitar 40 persen dari partisipan tercatat menjalani sirkumsisi, sedangkan sisanya tidak.

Di antara mereka yang disunat, 23,4 persen pria dilaporkan mengidap penyakit menular seksual pada usia 32 tahun, sedangkan mereka yang tak disunat prosentase kasus PMS mencapai 23,5 persen. Jenis penyakit menular yang paling umum diderita partisipan adalah kutil kelamin atau genital warts, chlamydia dan herpes kelamin.

Peneliti mencatat tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kasus penyakit menular seksual pada kedua kelompok, bahkan setelah mempertimbangkan sejumlah faktor seperti perilaku seksual atau latar belakang sosial dan ekonomi.

Dickson juga menyatakan ada sebuah riset lain di Selandia Baru yang mengungkapkan bahwa sunat tampaknya mampu menekan kasus penyakit menular seksual di antara pria hingga rata-rata usia 25 tahun. Namun ia menekankan bahwa riset ini dilakukan dalam skala lebih kecil, di mana rata-rata individu yang mengidap PMS lebih kecil jumlahnya di banding riset yang pertama. Selain itu, jumlah pria yang disunat pun jauh lebih sedikit.

“Walaupun alasan untuk perbedaan hasil riset kedua kelompok ini masih belum jelas, ketika hasil temuan terbaru kami dipertimbangkan dalam konteks riset berdasarkan populasi lainnya di negara berkembang, sunat tampaknya tidak tidak memiliki dampak perlindungan penting melawan penyakit menular seksual pada umumnya pada populasi ini. Kendati demikian, dampak positif sunat yang sifatnya kecil tidak bisa diabaikan,” ungkap Dickson menyimpulkan. (ard/Kmp)

Stop Sunat Anak Perempuan

WASPADA !!!

Beberapa komplikasi yang mungkin timbul akibat tindakan sunat pada perempuan adalah:
• Terjadi risiko perdarahan
• Syok akibat kehilangan darah
• Nyeri
• Infeksi local
• Tetanus
• Trauma dari bagian-bagian seputar alat reproduksi
• Air seni tertahan
• Timbul kista yang nyeri
• Infeksi panggul
• Rasa sakit saat bersenggama
• Masalah infertilitas
• Infeksi saluran kemih berulang

Berbeda dengan anak laki-laki, sunat pada anak perempuan terbukti tidak ada manfaatnya secara medis. Malah merugikan!

Bagi kebanyakan orang di Indonesia, sirkumsisi (lebih dikenal dengan sunat) pada anak laki-laki merupakan peristiwa penting. Ibarat pintu gerbang yang menghubungkan masa kanak-kanak ke masa remaja dan dewasa. Makanya, selalu ada perayaan khusus ketika
melakukannya. Bahkan bagi penganut agama Islam, sunat pada laki-laki diwajibkan.
Sebaliknya, tidak demikian dengan sunat pada anak perempuan. Meski banyak juga yang melakukan, tetapi di Indonesia, sunat pada anak perempuan umumnya tidak “seheboh” anak laki-laki.

Penting Anda tahu, kalangan medis pun kini tidak lagi menganjurkan anak perempuan disunat. Tidak ada manfaatnya Menurut dr. Rini Sekartini, SpA dari Departemen Ilmu
Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, secara media sunat pada anak laki-laki, yaitu berupa pemotongan kulit kepala penis, memang bermanfaat.
Ia menjelaskan, “Lapisan kulit penis terlalu panjang, sehingga sulit dibersihkan. Kalau tidak dibersihkan, kotoran yang biasa disebut smegma akan mengumpul, dan sering menimbulkan infeksi pada penis. Bahkan bisa memicu timbulnya kanker leher rahim pada perempuan yang disetubuhinya. Selain itu secara medis juga membuktikan, bagian
kepala penis peka terhadap rangsangan karena banyak mengandung saraf erotis. Ini membuat kepala penis yang tidak disunat lebih sensitive daripada yang disunat.
Jadi, sunat ternyata juga membantu mencegah terjadinya ejakulasi dini.”
Di negara lain, misalnya Amerika Serikat, walau masih controversial, mereka juga melakukan sunat pada bayi laki-laku yang baru lahir. Tujuannya, antara lain untuk mengurangi risiko infeksi saluran kemih, penyakit menular seksual, dan pencegahan terhadap kanker penis.

Nah, berbeda dengan anak laki-laki, masih menurut dr.Rini, secara medis sunat pada anak perempuan (female genetical mutilation – FGM) ini, tidak ada manfaatnya. Praktik ‘amputasi’alat kelamin perempuan yang terjadi selama ini pada dasarnya memang tidak terlepas dari nilai kultur masyarakat. Sebagian masyarakat meyakini, perempuan memiliki nafsu seksual lebih tinggi disbanding lelaki. Makanya, menurut mereka, cara
efektif untuk mereduksi nafsu seksual perempuan ini adalah dengan melakukan tindakan sunat,” jelas dr. Rini. Di beberapa komunitas memang ada anggapan, perempuan
tidak berhak menikmati kepuasan sekual sebab dia hanya pelengkap kepuasan seksual
lelaki. “Di luar masalah kultur, yang pasti bila tindakan ini tidak dilakukan dengan hati-hati dan tepat, justru menimbulkan komplikasi, baik akut maupun kronis,” lanjut dr. Rini.

Bentuk Kekerasan

Belakangan ini beberapa organisasi Internasional, seperti Humanitarian National, The World Health Organization (WHO) dan The International Federation of Gynecology and Obstetrics, berpendapat bahwa FGM secara medis tidak diperlukan. Bahkan, The American Collage of Obstretricians and Gynecologist and the College of Physicians and
Surgeons of Ontario, Canada, melarang anggotanya untuk melakukan kegiatan tersebut.
Beberapa ahli juga menyebutkan bahwa FGM adalah tindakan illegal, dan orang yang melakukannya dikatagorikan melakukan tindakan kriminal. Inidianut oleh negara seperti Swedia, Norwegia, Australia dan Inggris. The American Academy of Pediatrics (AAP) pun menganjurkan anggotanya untuk memberikan informasi tentang FGM dan
komplikasinya pada masyarakat. Selain intu, AAP juga minta anggotanya untuk mengenali tanda-tanda fisik dari FGM, waspada terhadap isyu kultur dan etik yang
dikaitkan dengan FGM, serta memberikan penjelasan/edukasi pada pasien yang ingin melakukan FGM, dan mengurangi prosedur medik yang diperlukan untuk mengubah alat genital perempuan.

Bagaimana di Indonesia? Rini menyayangkan data di Indonesia mengenai tindakan sunat
pada anak perempuan tidak banyak. Data yang ada adalah laporan di Somalia (Afrika)
dan populasi Sunda, diperkirakan sekitar 100 juta perempuan menjalani tindakan sunat, dan 4-5 juta diantaranya dilakukan pada bayi perempuan. Sehubungan dengan hal itu, Rini pun menyarankan, sebaiknya dilakukan program edukasi tentang sunat pada anak perempuan ini pada masyarakat. Dalam hal ini tentu saja perlu dipertimbangkan factor
budaya dari masyarakat yang bersangkutan. “Penjelasan secara rinci tentang anatomi genital perempuan dan fungsinya, sangat penting. Begitu juga dampak fisik dan psikologis jangka panjang dari tindakan FGM. Program ini jelas memerlukan kerja
keras, terutama bagi dokter anak atau dokter bedah anak, dan tenaga medis pada umumnya,” katanya. Perlu Anda tahu, pemerintah Indonesia, melalui Kantor
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, mendukung penuh semua usaha
untuk menghapus pelaksanaan sunat pada perempuan, terutama yang merusak organ
reproduksi. Karena, hal ini dianggap sebagai salah satu tindak kekerasan terhadap perempuan. Apalagi, Menteri Kesehatan dr. Siti Fadilah Supari,Sp.JP(K) pun mengungkapkan, sunat perempuan tidak pernah ada dalam standar pelayanan kesehatan.

Sumber; majalah Ayahbunda, no.18/1-14 September 2005


Umumnya, sunat hanya dikenal di kalangan umat beragama Islam dan Yahudi. Adakah manfaat lain, disamping sekadar sebagai ritual agama?

Dalam agama Islam, sunat (disebut juga khitan atau sirkumsisi) merupakan kebiasaan yang merupakan kelanjutan dari millah atau ajaran Nabi Ibrahim a.s. Kala itu, Nabi Ibrahim a.s. (80 tahun) disunat dengan alat yang disebut qadum . Sebenarnya, kapan usia yang tepat untuk disunat?

Tak dibatasi usia

Sesungguhnya, tujuan utama dari bersunat adalah membersihkan diri dari berbagai kotoran serta penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis atau zakar yang masih ada kulupnya. Ketika bersunat, kulup yang menutupi jalan ke luar urin dibuang, sehingga kemungkinan kotoran untuk menempel atau berkumpul di ujung penis jadi lebih kecil. Ini karena penis lebih mudah dibersihkan.

Memang, sunat dapat menghindari timbulnya berbagai penyakit. Misalnya, fimosis, parafimosis, kandidiasis, serta tumor ganas dan pra ganas pada daerah alat kelamin laki-laki. Dan, terbukti pula, penis laki-laki yang disunat lebih higienis. Jadi, di masa tuanya kelak, ia jadi lebih mudah merawatnya. Dan, yang paling menarik, selain jadi lebih sensitif, tidak mudah lecet dan terkena iritasi, bersunat juga punya pengaruh terhadap kehidupan seksual laki-laki. Ia akan terhindar dari ejakulasi dini!

Meski ada seabrek manfaat sunat bagi kesehatan, para ahli di American Academy of Pediatric sejak tahun 1975 menyatakan, secara medis, tidak ada keharusan bagi bayi laki-laki yang baru lahir untuk bersunat, kecuali bila ada indikasi khusus. Misalnya, ia menderita fimosis . Begitu juga, jika bayi atau si kecil yang berusia di bawah lima tahun menderita infeksi saluran kemih.

Sebagai catatan, kelainan pada kulup penis, khususnya fimosis, biasanya dialami oleh satu dari 20 bayi laki-laki. Makanya, ia sudah bisa disunat sebelum usia dua bulan. Namun, dalam tradisi agama Islam disebutkan, anak laki-laki yang sehat harus disunat begitu menginjak usia akil balik, yakni setelah mimpi basah. Umumnya, ini terjadi ketika ia berusia lebih dari 10 tahun.

Mau cara apa?

Di dalam dunia kedokteran, inilah langkah yang dilakukan ketika menyunat si kecil, yakni:

Mengiris kulit di bagian punggung penis (dorsumsisi). Ini dilakukan untuk mengeluarkan ujung bagian dalam penis.

Mengiris kulit kulup yang mengelilingi penis (sirkumsisi). Dengan begitu, penis jadi terbuka.

Dokter akan menjahit luka irisan tersebut agar penyembuhannya berlangsung cepat dan tidak timbul komplikasi.

Selain cara klasik di atas, masih ada banyak cara untuk menyunat si kecil. Di antaranya adalah:

Cara kuno

Cara bersunat tradisional dengan menggunakan sebilah bambu tajam. Para bong supit alias mantri sunat langsung memotong kulup dengan bambu tajam tersebut.

Catatan: Cara ini mengandung risiko berupa terjadinya perdarahan dan infeksi, bila tidak dilakukan dengan steril.

Metode cincin

Dicetuskan oleh dr. Sofin, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta , dan sudah dipatenkan sejak tahun 2001. Pada metode ini, ujung kulup dilebarkan, lalu ditahan agar tetap meregang dengan cara memasang semacam cincin dari karet. Biasanya, ujung kulup akan menghitam dan terlepas dengan sendirinya.

Catatan: Proses sunat itu sendiri cukup singkat, sekitar 3-5 menit.

Metode mangkuk

Lebih cocok dilakukan untuk balita atau anak yang memiliki pembuluh darah pada kulup lebih kecil dari ukuran normal.

Catatan: Bila terjadi perdarahan, luka bekas kulup yang dipotong akan dijahit.

Metode lonceng

Di sini, tidak dilakukan pemotongan kulup. Ujung penis hanya diikat erat sehingga bentuknya mirip lonceng. Setelah itu, jaringan akan mati dan terlepas dengan sendirinya dari jaringan sehat.

Catatan: Metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar dua minggu. Alatnya diproduksi di beberapa negara Eropa, Amerika, dan Asia dengan nama Circumcision Cord Device.

Dengan laser CO2

Ini merupakan metode sunat paling canggih yang berhasil dikembangkan hingga saat ini. (Untuk jelasnya, lihat boks “Laser CO2, Teknologi Tercanggih Sunat”).

Apapun cara yang Anda pilih, baik atau buruknya hasil ditentukan oleh kemahiran si pelaku dalam menggunakan alat atau metode tersebut. Jadi, banyak-banyaklah mencari info seputar hal ini.

http://irakhmawati01.multiply.com/journal/item/12/Sunat_Perlu_atau_Tidak_sih_

sunat


Sunat merupakan operasi kecil yang bertujuan membuka kulup sehingga kepala penis ada dalam keadaan terbuka.
Sunat pada anak laki-laki atau biasa disebut sirkumsisi biasanya dilakukan orang karena alasan agama. Akan tetapi, ada juga sunat yang perlu dilakukan karena indikasi medis, misalnya, karena kasus yang biasa disebut dengan fimosis, yaitu keadaan di mana kulit pada kepala penis atau kulup mempunyai lubang terlalu sempit sehingga tidak dapat tertarik kebelakang atau membuka. Sunat untuk beberapa hal bisa juga bermanfaat mencegah penyakit yang disebabkan karena penumpukan kotoran yang tersimpan di kulup.
Cara sunat
Cara melakukan sirkumsisi (sunat) ada beberapa cara, di antaranya:
1. Dipotong dengan gunting atau pisau,
2. Sunat dengan pemotongan listrik,
3. Diklip dengan plastik, dan
4. Sunat Laser. Sunat laser lebih banyak dipilih kaum pria karena tidak terlalu sakit, sedikit pendarahan, dan luka bekas sayatan cepat kering. Sunat dengan laser adalah tehnik baru yang pemotongannya dilakukan dengan menggunakan sinar laser.

Usia Kapan Sunat?
Kalau alasannya adalah agama, sebenarnya tidak ada ketentuan kapan usia yang paling baik seseorang menjalankan sirkumsisi. Tapi, biasanya sunat ini dilakukan pada saat anak sebelum atau menjelang akil balik atau puber. Walaupun demikian sebenarnya tidak ada pengaruhnya antara usia dilakukan sirkumsisi dengan pertumbuhan penis.
Jangan sunat pada usia masih dalam pertumbuhan, biarkan kulit penis dan penis berkembang lebih dulu. Usia yang tepat saat sunat antara 13-14 tahun. Sunat pada usia dini membuat kulit penis tertarik yang menyebabkan perkembangannya tidak optimal.

Manfaat Sunat
ľ Pria yang disunat lebih higienis, pada masa tua lebih mudah merawat bagian tersebut, dan secara seksualitas lebih menguntungkan seperti lebih bersih, tidak mudah lecet/iritasi, dan juga terhindar dari ejakulasi dini.
ľ Mencegah penumpukan smegma, yaitu zat lengket, berwama putih yang sering berbau tidak sedap yang berasal dari lemak yang diproduksi tubuh yang bercampur bakteri dan sisa-sisa urine.
ľ Sunat juga dapat mengurangi sisa-sisa kotoran yang ada di sekitar kepala penis dan lipatan kulit yang agak sempit. Kotoran smegma pada penis tidak berbahaya bagi pria, namun smegma itu dapat menjadi bahaya bagi wanita yang melakukan hubungan intim dengan pria tersebut. Data dalam sebuah jurnal kesehatan, menyebutkan kotoran smegma yang berwarna putih susu pada penis tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada rahim pasangannya. Pasalnya kotoran itu dapat merangsang terjadinya radang dan infeksi pada mulut rahim.
ľ Banyak penyakit yang dapat dicegah dengan khitan, diantaranya :
1. Penyakit kanker ganas dan praganas pada alat kelamin
Walaupun masih ada pertentangan akan manfaat khitan terdapat pencegahan kanker ganas tetapi pada penelitian didapatkan bahwa khitan dapat mencegah terjadinya akumulasi sinegma yang mempunyai hubungan dengan terjadinya kanker ganas penis. Jenis kanker ganas terbanyak adalah Squamous cell carcinomal. Menurut statistik didapatkan bahwa karsinoma penis lebih banyak didapatkan pada penduduk yang tidak dikhitan dibandingkan dengan mereka yang dikhitan.
2. Penyakit phimosis
Phimosis ialah dimana preputium tidak dapat ditarik ke proximal melewati glend penis. Preputium yang tidak dapat ditarik ke proximal ini dapat mengakibatkan peradangan dan fibrosis yang berulang dapat mengakibatkan lubang preputium yang makin menyempit sehingga dapat menyebabkan obstruksi air seni. Sekarang diketahui bahwa peradangan kronis pada preputium merupakan predis posisi.
3. Penyakit paraphimosis
Paraphimosis ialah keadaan dimana preputium yang dapat ditarik ke proximal melewati gland penis dengan sedikit tekanan tetapi sulit untuk dikembalikan ke depan seperti semula.
4. Condyloma Occuminuta (Veneral warta)
Ialah suatu kelainan kulit berupa vegetasi oleh Human papiloma virus (HPV) type tertentu yang bertangkai dengan permukaan berjonjot. Khitan diperlukan untuk membuang kelainan kulit preputium tersebut.
5. Penyakit akibat jamur dan berbagai penyakit infeksi lainnya.
Khitan bisa mencegah seseorang terkena penyakit tersebut. Hal ini bisa dijelaskan, pria yang dikhitan, kotoran (dalam istilah kedokteran disebut smegma) yang diketahui sebagai penyebab munculnya penyakit kanker ganas dan penyakit-penyakit infeksi lain di penis.
ľ Mencegah penyakit berbahaya AIDS. Karena kemungkinan mengapa sunat memberi efek perlindungan terhadap infeksi HIV. "Keratinisasi kelenjar yang tak tertutup oleh kulit di ujung penis, cepatnya penis mengering setelah kontak seksual, mempersingkat harapan hidup HIV di penis setelah kontak seksual dengan pasangan dengan HIV-positif. Berkurangnya keseluruhan permukaan kulit di penis berarti berkurangnya sel yang menjadi sasaran empuk HIV. Padahal, sel yang empuk menjadi sasaran HIV ini banyak sekali terdapat di kulit ujung penis yang dibuang bila seorang pria bersunat. pria agar tidak berpikir bahwa sunat merupakan perlindungan total terhadap HIV. Kondom tetap perlu digunakan dalam setiap perilaku seksual yang berisiko.
ľ Pria yang tidak melakukan khitan (sirkumsisi) berisiko hingga dua kali lebih untuk terinfeksi virus HIV setelah melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya yang telah terinfeksi HIV.























































































Tidak ada komentar: