Sabtu, 27 Juni 2009

ARDS

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
ADULT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME ( ARDS )

I. DEFINISI
ARDS atau Sindroma Distres Pernafasan Dewasa ( SDPD ) adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau non-pulmonal ( Hudak, 1997 ).

II. ETIOLOGI
Menurut Hudak & Gallo ( 1997 ), gangguan yang dapat mencetuskan terjadinya ARDS adalah ;
Sistemik :
• Syok karena beberapa penyebab
• Sepsis gram negative
• Hipotermia
• Hipertermia
• Takar lajak obat ( Narkotik, Salisilat, Trisiklik, Paraquat, Metadone, Bleomisin )
• Gangguan hematology ( DIC, Transfusi massif, Bypass kardiopulmonal )
• Eklampsia
• Luka bakar
Pulmonal :
• Pneumonia ( Viral, bakteri, jamur, penumosistik karinii )
• Trauma ( emboli lemak, kontusio paru )
• Aspirasi ( cairan gaster, tenggelam, cairan hidrokarbon )
• Pneumositis
Non-Pulmonal :
• Cedera kepala
• Peningkatan TIK
• Pascakardioversi
• Pankreatitis
• Uremia

III. PATHOFISIOLOGI
Secara pathofisiologi terjadinya ARDS dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kerusakan sistemik

Pe ↓ perfusi jaringan

Hipoksia seluler

Pelepasan faktor-faktor biokimia
( enzim lisosom, vasoaktif, system komplemen, asam metabolic, kolagen, histamine )

Pe ↑ permiabilitas kapiler paru

Pe ↓ aktivitas surfaktan

Edema interstisial alveolar paru

Kolaps alveolar yang progresif

Pe ↓ compliance paru
Stiff lung
Pe ↑ shunting

Hipoksia arterial

Keterangan ;
Pergerakan cairan paru pada kasus ARDS :
• Terjadi peregangan / deposisi dari mebran hialin
• Intraalveolar Epithelial junction melebar
• Terjadi edema interstisial, cairan intravascular keluar, protein keluar masuk ke dalam alveoli
• Endotel kapiler paru pecah
• Eritrosit keluar dari intavaskuler masuk kedalam paru menyebabkan fenomena frozzy sputum

IV. KOMPLIKASI
Menurut Hudak & Gallo ( 1997 ), komplikasi yang dapat terjadi pada ARDS adalah :
• Abnormalitas obstruktif terbatas ( keterbatasan aliran udara )
• Defek difusi sedang
• Hipoksemia selama latihan
• Toksisitas oksigen
• Sepsis

V. MANIFESTASI KLINIK
Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah :
• Penurunan kesadaran mental
• Takikardi, takipnea
• Dispnea dengan kesulitan bernafas
• Terdapat retraksi interkosta
• Sianosis
• Hipoksemia
• Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor, wheezing
• Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur atau gallop

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah :
• Hipoksemia ( pe ↓ PaO2 )
• Hipokapnia ( pe ↓ PCO2 ) pada tahap awal karena hiperventilasi
• Hiperkapnia ( pe ↑ PCO2 ) menunjukkan gagal ventilasi
• Alkalosis respiratori ( pH > 7,45 ) pada tahap dini
• Asidosis respiratori / metabolik terjadi pada tahap lanjut
Pemeriksaan Rontgent Dada :
• Tahap awal ; sedikit normal, infiltrasi pada perihilir paru
• Tahap lanjut ; Interstisial bilateral difus pada paru, infiltrate di alveoli
Tes Fungsi paru :
• Pe ↓ komplain paru dan volume paru
• Pirau kanan-kiri meningkat

VII. PENATALAKSANAAN MEDIS
• Pasang jalan nafas yang adekuat * Pencegahan infeksi
• Ventilasi Mekanik * Dukungan nutrisi
• TEAP * Monitor system terhadap respon
• Pemantauan oksigenasi arteri * Perawatan kondisi dasar
• Cairan
• Farmakologi ( O2, Diuretik, A.B )
• Pemeliharaan jalan nafas

VIII. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
Prioritas masalah keperawatan pada klien dengan ARDS menurut Doenges (2001) adalah sebagai berikut :
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan
4. Cemas

Tidak ada komentar: