Sabtu, 27 Juni 2009

ASKEP FIBRILASI VENTRIKEL

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
FIBRILASI VENTRIKEL


FIBRILASI VENTRIKEL


A. Definisi
Fibrilasi ventrikel adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tidak efektif. Pada disritmia ini denyut jantung tidak terdengar dan tidak teraba dan tidak ada respirasi. Ventrikel vibrilasi merupakan kejadian preterminal. Vibrilasi ini hampir selalu tampak pada jantung yang sekarat. Fibrilasi ini adalah aritmia yang paling sering ditemukan pada orang dewasa yang mengalami kematian mendadak.
Pada fibrilasi ventrikel polanya sangat irregular dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak ada koordinasi aktifitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila fibrilasi ventrikel tidak dikoreksi.
Gambaran EKG Ventrikel Vibrilasi ada dua macam, yaitu vibrilasi ventrikel kasar yang memiliki rekaman EKG menyentak-nyentak secara pasmodic; dan vibrilasi ventrikel halus yang rekaman EKGnya berombak halus.
Seperti pada asitol, kehilangan kesadaran terjadi dalam beberapa detik pada kondisi fibrilasi ventrikel. Pasien mengalami pelemahan jantung dan tidak ada curah jantung. Fibrilasi ventrikel adalah paling umum menyebabkan kematian tiba-tiba dan fatal apabila resusitasi tidak dilakukan dengan segera.
Vibrilasi ventrikel mempunyai karakter sebagai berikut :
Irama : Tidak teratur
Frekuensi : Lebih dari 350x/menit sehingga tidak dapat dihitung
Gelombang P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Gelombang QRS : Lebar dan tidak teratur

B. Etiologi
Vibrilasi ventrikel dapat terjadi pada kondisi : iskemia dan infark miokard, manipulasi kateter pada ventrikel, gangguan karena kontak dengan listrik, pemanjangan interval QT, atau sebagai irama akhir pada pasien dengan kegagalan sirkulasi, atau pada kejadian takikardi ventrikel yang memburuk.

C. Tanda dan Gejala
1. Kongesti Vaskular pulmonal
2. Dispnea
3. Ortopnea
4. Dispnea nocturnal paroksimal
5. Batuk iritasi
6. aedema pulmonal akut
7. Penurunan curah jantung
8. Gallop atrial-S4
9. Gallop ventrikel-S3
10. Crackles paru
11. Disritmia
12. Bunyi napas mengi
13. Pulsus alternans
14. Peningkatan berat badan
15. Pernapasan cheyne stokes

D. Faktor Resiko
Sebagian besar yang menghadapi masalah ketidakseragaman hentak jantung ini memiliki prognosis yang normal. Pasien tidak memerlukan rawat yang khas. Walau bagaimanapun,bagi pasien yang mengalami gejala yang serius atau yang dikaitkan dengan masalah penyakit-penyakit lain (seperti penyakit jantung) akan menghadapi risiko yang lebih tinggi dan memerlukan rawatan atau perhatian pengobatan yang khusus. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Tekanan perasaan atau stress
2. Darah tinggi
3. Merokok
4. Kelesuan, kurang tidur, kerja berlebihan

E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaa medis
Pada umumnya terapi aritmaia adalah :
 Mengembalikan irama jantung yang normal (rhytm control)
 Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate contol)
 Mencegah terbentuknya bekuan darah
Terapi sangat tergantung pada jenis aritmia. Jika kausa aritmia berhasil dideteksi, maka tak ada yang lebih baik daripada menyembuhkan atau memperbaiki penyebabnya secara spesifik. Aritmia sendiri dapat diterapi dengan beberapa hal di bawah ini :
a. Jika FV terjadi, maka defibrilasi harus segera dilakukan
b. Bila defibrilasi tidak berhasil, maka harus segera dilakukan resusitasi jantung paru dan obat-obatan.
c. Obat-obatan yang dapat diberikan adalah epinefrin bila pola vibrilasi ventrikelnya halus. Epinefrin dapat membuat fibrilasi menjadi kasar, sehingga memudahkan untuk mengkonversi defibrilasi. Natrium bikarbonat diberikan untuk mengatasi asidosis akibat berkurangnya perpindahan respirasi. Epinefrin dan Natrium bikarbonat saling berlawanan apabila dicampur, oleh sebab itu harus diberikan terpisah.
d. Tekanan darah disokong dengan vasopresor. Masase jantung eksternal dan ventilasi tidak boleh dihentikan selama resusitasi sebelum lima detik.
e. Pembedahan, dokter akan melakukan pembedahan jika keadaan pasien sudah sangat memburuk. Di dalam pembedahan, bagian yang rusak bisa dibuang atau diperbaiki.
f. Perentak tiruan, perentak ini digunakan untuk menghantarkan isyarat elektrik ke jantung. Alat ini dipasang di bawah permukaan kulit melalui pembedahan kecil. Perentak yang permanen digunakan untuk merawat penderita yang mengalami nodus sinus yang tidak berfungsi.
g. Kardioversi (pembilang-renjatan), kaedah kejutan elektrik untuk memulihkan rentak jantung yang abnormal bagi penderita yang mempunyai kadar denyutan jantung yang tunggi. Kemudian, penatalaksanaan ini digunakan pada keadaan cemas.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Mengkolaborasikan dengan pihak medis untuk tindakan defibrilasi pada ventrikel virilasinya.
b. Mengatasi kecemasan setelah dilakukan defibrilasi.

F. Pencegahan
Gaya hidup memainkan peranan yang sangat penting untuk mengurangkan resiko penyakit jantung atau rentak jantung yang tidak seragam. Diantara langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencegah penyakit ini adalah :
1. Pola makan
Makanlah makanan yang rendah kolesterol dan rendah lemak. Makanan ini dapat menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah.
2. Berhenti merokok
Merokok meningkatkan kadar denyutan jantung. Berhenti merokok menurunkan resiko terhadap rentak jantung yang tidak normal.
3. Senam
Senam dengan rutin baik untuk kesehatan dan jantung.
4. Hindari alkohol dan kafein
5. Obat-obatan
Sebagian obat, ada yang dapat meningkatkan resiko penyakit ini. Hal ini dapat dicegah dengan mengurangi dosisnya atau menghentikan pemakaian untuk sementara. Contoh obat, mis : amitriptilin, terfenadin, dan astemizol.




G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Faktor pencetus
e. Faktor resiko
f. Tingkat pengetahuan pasien & keluarga terhadap penyakit
g. Riwayat sosial ekonomi
h. Riwayat spiritual
i. Riwayat alergi
j. Riwayat psikososial
k. Kebiasaan sehari-hari
l. Nutrisi
m. Eliminasi
n. Kebersihan diri
o. Olahraga
p. Istirahat

3. Pemeriksaan fisik
a. Mata : konjungtiva, sklera
b. Leher : JVP, bising arteri karotis
c. Paru : Bentuk dada
Pergerakan dada
Asimetris dada
Pernapasan :
• frekuensi, irama, jenis
• suara nafas
• suara tambahan : ronkhi, whezing, krepitasi
d. Jantung : Tekanan darah
Nadi : Frekuensi, irama, isi
Suara jantung
Apeks jantung
Suara tambahan : S3, S4, Gallop
Bising jantung : trill
e. Abdomen : Acites, bising usus
f. Ekstremitas : Temperatur, kelembaban, edema, cianosis

4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
• Hematologi : Hb, Ht, Leukosit
• Elektrolit : K, Na, Cl, MG
• Gangguan fungsi ginjal dan hati
• Ureum, cretinin, BUN, urin lengkap
• SGOT, SGPT
• Gulla darah
• Kolesterol, triglisserid
b. Elektrokardiogram (EKG)
• Penyakit jantung koroner : iskhemi, infark
• Pembesaran jantung : LVH
• Aritmia
• Perikarditis
c. Foto Rontgen Toraks
• Edeme alveolar
• Efusi pleura
• Pembesaran jantung


H. Diagnosa Keperawatan
DX I : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
denyut/curah jantung
DX II : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan cemas
DX III : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen

I. Intervensi Keperawatan
DX I : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
denyut/curah jantung
NOC :
• Keefektifan pompa jantung
• Status sirkulasi
• Perfusi jaringan : organ abdomen
• Perfisi jaringan organ : perifer
• Status tanda vital
Kriteria evaluasi :
• Menunjukan curah jantung yang memuaskan
• Menunjukan status sirkulasi
• Tekanan darah sistolik, diastolik, dan rerata rentang tekanan darah dalam batas normal
• Denyut jantung dibawah normal
NIC :
• Kaji dan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosis, status pernafasan, dan status mental.
• Pantau fungsi pacemaker jika dibutuhkan
• Pantau denyut perifer, waktu pengisian kapiler, dan suhu serta warna ekstremitas
• Pantau dan dokumentasikan denyut jantung, irama, dan nadi.
DX II : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan cemas
NOC :
• Status respirasi : ventilasi
• Status tanda vital
Kriteria evaluasi :
• Menunjukan pola napas efektif
• Menunjukan status pernapasan : ventilasi tidak terganggu
NIC :
a. Pengelolaan jalan napas
• Buka jalan nafas, gunakan teknik head chin lift atau jaw thrust bila perlu
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
• Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
• Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
• Berikan bronkodilator bila perlu
• Monitor respirasi dan status oksigen
• Terapi oksigen
• Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
• Pertahankan jalan nafas yang paten
• Atur peralatan oksigenasi
• Monitor aliran oksigen
• Pertahankan posisi pasien
• Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
• Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
a. Pemantauan pernapasan
• Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi
• Perhatikan pergerakan dada
• Pantau respirasi yang berbunyi
• Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal.
DX III : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen
NOC :
• Daya tahan
• Penghematan energi
• Perawatan diri : Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
Kriteria evaluasi :
• Mentoleransi aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan dengan daya tahan , penghematan energi, dan perawatan diri : aktivitas sehari-hari
• Menunjukan penghematan energi
NIC :
a. Terapi aktivitas
b. Pengelolaan energi
• Tentukan penyebab keletihan
• Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas
• Pantau respon oksigen pasien
• Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan sumber-sumber energi
• Pantau/dokumentasikan pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur.










DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2007. Defibrilasi.
http://www.republika.co.id/.../cetak_detail.asp?mid=2&id=174730&kat_id=105&kat_id 1=150&kat_id2=190-29k.
Anonim. 2006. Rentak Jantung Tidak Seragam.
http:/www.infosihat.gov.my/Penyakit_R_Rentak%20Jantung%20Tidak%20Seragam.html.
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah cet I. Jakarta : EGC.
Malkolm, Thakri S. 2006. Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan. Jakarta : Hipokrates.
Santosa, Budi. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006 Definisi dan Klasifikasi. Prima Medika.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Inntervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Alih Bahasa, Widyawati. Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar: