Sabtu, 27 Juni 2009

DM

LAPORAN PENDAHULUAN
ASKEP PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS

I. Definisi
Merupakan penyakit yang sering dijumpai sebagai akibat dari defisiensi insulin atau penurunan aktifitas kerja insulin, dimana tubuh tidak bisa menggunakan glukosa sehingga terjadi keadaan hiperglikemi , poliuri, glukosuria, dengan berat jenis urin yang tinggi, polidipsi dan metabolisme lemak dan protein yang abnormal

II. Etiologi
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :
1. Diabetes Tipe I ( IDDM )
Diabetes yang disebabkan oleh faktor autoimun, dimana terjadi kerusakan pada sel beta yang memproduksi insulin. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kerusakan autoimun tersebut diantaranya adalah virus (Campak, Rubella, coxsackievirus ).
2. Diabetes Tipe II ( NIDDM )
Penyebabnya belum diketahui secara jelas. Tipe ini bukan merupakan penyakit yang berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan akibat dari kondisi yang menyebabkan hiperglikemi. Kondisi abnormal tersebut seperti produksi glukosa yang berlebihan pada hepar, kerusakan produksi insulin, dan terjadi resistensi insulin pada perifer yang dimulai pada hepar, jaringan adiposa, serta otot
3. Diabetes Tipe Lain
Biasanya disebut sebagai “Diabetes maturitas pada usia muda”, disebabkan karena terjadi kerusakan pada produksi insulin, dan bersifat diturunkan oleh pola autosom yang dominan atau terjadi mutasi pada kromosom 12 (Menzel et al, 1995).

Faktor resiko pada DM Tipe II (NIDDM):
• Riwayat keluarga penderita DM
• Obesitas ( > 20 % BB normal )
• Ras (African-american, Hispanic-American, Asian-American)
• Usia > 45 tahun dengan faktor predisposisi lain
• Menggunakan obat-obat yang dapat meningkatkan glukosa darah
• Hypertension ( > 140/90 mmHg )
• Kadar HDL < 35mg/dl, kadar trigliserid > 250 mg / dl
• Riwayat diabetes gestasional

III. Pathofisiologi dan Pathways
Pathofisiologi diabetes juga tergantung dari etiologi.. Diabetes merupakan penyakit yang dihubungkan dengan penurunan produksi insulin dan kerusakan pada reseptor insulin. Insulin merupakan hormone yang dihasilkan oleh sel Beta di pulau Langerhans pancreas.
Insulin memegang peranan penting dalam menunjang sel untuk menggunakan dan menyimpan glukosa, lemak serta protein. Insulin juga diketahui menyebabkan perubahan permiabilitas membrane sel. Insulin dibentuk oleh proinsulin, dimana sel alpha, beta serta fragmen peptidanya akan membentuk rantai C-Peptide. Selama transport di dalam sel, proinsulin akan dipecah menjadi insulin dan C-Peptida dalam bentuk granula. Pemeriksaan kadar C-Peptide menunjukkan aktivitas sel beta pancreas. Rangsangan seperti adanya glukosa, mempengaruhi pengaturan kerja insulin. Insulin disekresikan melalui system portal. Insulin akan disekresikan pertama kali setelah 10 menit makanan masuk, kemudian secara pogresif insulin akan meningkat dan akan menetap seperti pada keadaan hiperglikemi.
Pathofisiologi “Hyperglycemia Hyperosmolar Nonketotic Syndrome”































Klasifikasi Dabetes menurut American Diabetes Association
1. Diabetes Tipe I (IDDM)
• Kerusakan pada sel Beta menyebabkan defisiensi absolute insulin
• Proses autoimun
• Idiopatik
2. Diabetes Tipe II (NIDDM)
• Akibat dari resistensi insulin dengan deficit produksi insulin
3. Diabetes Tipe Lain
• Kerusakan genetic pada sel Beta
• Kerusakan genetic pada kerja insulin
• Penyakit pancreas lain seperti pankreatitis, trauma, neoplasia, cystic fibrosis, hemochromatosis
• Penyakit endokrin lain seperti akromegali, Cushing’s Syndrome, hypertiroid
• Akibat obat atau bahan kimia ( pentamidine, , nicotine, glucocorticoid, hormone tiroid, thiazides, Dilantin, dll).
• Infeksi : congenital, Rubela, sitomegalovirus
• Sindroma genetic yang menyertai diabetes seperti : Down syndrome, Klinefelter syndrome, turner syndrome, dll).
4. Diabetes Gestasional
• Intoleransi karbohidrat yang pertama diketahui pada kehamilan
• Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita GDM mempunyai resiko kematian, kelainan congenital, dan macrosomia
• Anak dari ibu yang menderita GDM juga beresiko mengalami obesitas dan gangguan toleransi glukosa pada usia lanjut
• Klien dengan GDM, mempunyai kecenderungan mengalami DM setelah kehamilan
• Diagnosis didasarkan pada hasil GTT , yaitu 100 gram glukosa oral

IV. Komplikasi Diabetes Melitus
1. Akut
Hipoglikemi dan Ketoasidosis Diabetik
2. Kronis
a. Perubahan degeneratif vascular ;
o Mikroangiopati (penebalan membran kapiler : retinopati dan nefropati)
o Makroangiopati (atherosclerosis, CAD, CVD, dan resiko infeksi )

b. Neuropati
Teori sorbitol dan demielinisasi : motorik, otonom, dan sensorik
c. Peningkatan resiko infeksi
o Penurunan warning system
o Hipoksia jaringan
d. Peningkatan proliferasi pathogen
e. Gangguan sel darah putih

V. Manifestasi Klinik
• Gejala klasik : □ poliuri, □ polidipsi, dan □ polifagi
• Pada hipoglikemi ;
a. Neuroglikopeni : □ pusing, □ bingung, □ bicara tidak jelas,
□ perubahan perilaku, dan □ koma
b. Neurogenic : Adrenergic (□ tremor halus, □ jantung berdebar, □ cemas, □ bingung ), Kolinergik (□ berkeringat, □ lapar terus, □ tingling )
• □ Penurunan Berat Badan

Pemeriksaan Laboratorium
Tes Kadar Normal dewasa Hasil Abnormal
Gula darah puasa * < 110 mg/dl > 126 mg pada 2x tes di
Diagnosa diabetes
GD 2 jam PP * <140 mg /dl >140 mg/dl, <200 mg/dl
(Impaired Glucose Tolerans)
> 200 mg/dl= Diabetes
HbA1c * 4 – 6 % > 8% mengindikasikan DM
Yang tidak terkontrol
Diagnosis DM:
1. Terdapat gejala-gejala DM (polifagi dengan penurunan berat badan, polidipsi, poliuri)
2. Salah satu dari :
• GDP > 140 mg/dl
Yaitu pasien dipuasakan selama minimal 8 jam
• 2 jam PP > 200 mg /dl
• GDS > 200 mg/dl



VI. Penatalaksanaan
1. Pendidikan kesehatan DM
2. Pengaturan aktivitas
3. Pengaturan nutrisi (diet DM)
4. Obat oral antihiperglikemi:
a. Sulfonilurea, efek kerja:
• Meningkatkan sekresi insulin ( me ↑ metabolisme sel B )
• Meningkatkan sensitifitas sel Beta terhadap rangsangan glukosa
• Me ↑ afinitas insulin pada reseptor sehingga insulin meningkat
• Menekan sekresi glukosa pada hati
b. Biguanid: efek kerja:
• Menghambat absorbsi karbohidrat, glukoneogenesis
• Me ↑ afinitas pada reseptor insulin
• Me ↑ jumlah respetor insulin
5. Insulin, indikasi:
a. DM tipe I
b. DM tipe II yang tidak dirawat dengan OAD
c. DM dan kehamilan
d. Nefropati diabetic
e. DM dan gangguan faal hati yang berat
f. DM dan infeksi akut

VII. Pengkajian Keperawatan (Doenges, 2000)
1. Aktivitas / istirahat ;
Lemah, letih, kram otot, tonus otot menurun
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi
2. Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, MCI
Kebas, kesemutan pada ekstremitas
Ulkus, penyembuhan luka lama
Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
3. Integritas ego;
Stres, tergantung pada orang lain
Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi ;
Poliuri, nokturia
Diare, nyeri tekan abdomen
Urin encer atau berkabut dan berbau bila ada infeksi
Bising usus melemah atau turun
5. Makanan / cairan ;
Anoreksia, mual, muntah
Penurunan berat badan
Haus dan lapar terus
6. Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala
Parastesia, gangguan penglihatan
7. Nyeri / kenyamanan ;
Abdomen tegang/nyeri
8. Pernafasan ;
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi
Frekuensi pernafasan
9. Keamanan ;
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, demam, diaforesis
10. Seksualitas ;
Cenderung infeksi pada vagina
Masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita

VIII. Diagnosa Keperawatan: ( pada lembar lampiran )
Diagnosa umum yang muncul pada pasien Diabetes Melitus :
1. Resiko injuri berhubungan dengan hiperglikemi
2. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan sensori
3. Nyeri berhubungan dengan disfungsi saraf perifer
4. Resiko injuri berhubungan dengan perubahan sensori penglihatan
5. Gangguan perfusi renal berhubungan dengan efek abnormal pada pembuluh darah ginjal
6. Gangguan kebutuhan nutrisi : kelebihan, berhubungan dengan ketidakseimbangan intake dengan aktivitas
7. Resiko terjadi deficit volume cairan berhubungan dengan kegagalan system pengaturan cairan, diuretic osmotic, poliuri, muntah, dehidrasi
8. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah, penurunan mobilitas, dan penurunan sensasi
9. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai proses penyakit, pengaturan nutrisi, aktivitas, pengobatan, control berat badan
DAFTAR PUSTAKA

1. Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach. Volume 2. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 1996 (Buku asli diterbitkan tahun 1989)

2. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)


3. Reeves, C.J., Roux, G., Lockhart, R. Medical – surgical nursing. Alih bahasa : Setyono, J. Jakarta: Salemba Medika; 2001(Buku asli diterbitkan tahun 1999)

4. Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001 (Buku asli diterbitkan tahun 1996)


5. Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 1994 (Buku asli diterbitkan tahun 1992)

6. Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa,I.M. Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli diterbitkan tahun 1993)


7. Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001


















ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS










LAPORAN PENDAHULUAN PERSIAPAN PRAKTEK PROFESI NERS
DI RUANG C3 LII RSDK SEMARANG





Disusun oleh :

AGUS CAHYONO
G6B 205 001





SARAN PEMBIMBING:
1. Baik : ……………………….
2. Cukup : ……………………….
3. Kurang : ……………………….





PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN VI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP
SEMARANG
2005

Tidak ada komentar: